Malang Post – Pelatih kepala Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, tidak punya pilihan lain. Untuk mendapatkan tempat latihan yang representatif untuk pasukannya.
Mau tidak mau, pelatih asal Portugal itu harus menggunakan Stadion Gajayana di Kota Malang. Sebagai venue latihan ketika Arema FC sedang berada di kandang.
Padahal kondisi rumput dan tanah di salah satu stadion tertua di Indonesia itu, tengah tidak dalam kondisi bagus. Lapangan sangat keras dan bergelombang. Sebagai efek kemarau panjang dan kurangnya perawatan.
Dan masalah kelayakan lapangan Stadion Gajayana, Kota Malang, untuk latihan ini semakin menjadi perhatian khusus Fernando Valente. Ketika Arema beruji coba dengan NZR FC, Sabtu (9/9/2023) lalu.
Kegelisahan menyangkut tempat latihan Arema FC, tampaknya bukan tanpa sebab. Beberapa pemainnya harus menjalani program pemulihan cedera. Sebagai efek berlatih di lapangan keras.
Paling tidak Dendi Santoso dan Asyraq Gufron yang merasakan dampaknya. Mereka cedera dalam sesi latihan pekan lalu. Kedua pemain itu pun harus selalu dalam pengawasan tim medis. Untuk menjalani pemulihan bersama Fisioterapis Arema FC, Reta Arroyan.
“Dendi Santoso ada masalah pada otot paha depan. Mungkin istirahat tiga-empat hari. Kalau Arsyaq, butuh istrihat sekitar satu-dua pekan, karena ada otot pahanya yang ketarik,” kata Reta, seperti dilansir dari wearemania.
Dalam kondisi tersebut, kedua pemain beda generasi di Arema FC itu, harus mendapatkan program pemulihan khusus dari Reta. Sebab cederanya hampir sama.
“Keduanya kena cedera dalam sesi latihan. Arsyaq ketarik waktu mau merebut bola, sedangkan Dendi ada sedikit ketarik tapi gak terlalu parah,” jelasnya.
Khusus Dendi, pemulihannya terbilang berjalan lancar. Bahkan pemain yang one man one club, diprediksikan bisa tetap diturunkan ketika Arema FC menjamu Persita Tangerang, pada Sabtu (16/9/2023) mendatang.
“Dendi dan Arsyaq menjalani latihan pemulihan dengan intensitas ringan. Contohnya, terapi menggunakan karet. Yang terpenting, jangan ada beban berat,” imbuhnya.
Melihat kondisi tempat latihan yang ‘berbahaya’ itu, tampaknya bagi pemain senior, Greg Nwokolo, memiliki trik tersendiri. Agar bisa menghindari cedera saat berlatih di lapangan kurang ideal.
Penyerang sayap Arema itu, kerap memakai sepatu khusus anti lapangan keras. Seperti yang dia pakai saat berlatih di Stadion Gajayana.
Sebagai pemain, Greg mengakui jika kondisi lapangan sangat keras. Diduga karena musim kemarau panjang saat ini.
Menurutnya, kondisi lapangan yang sangat keras, memunculkan potensi cedera pada pemain Arema FC.
“Saya pakai sepatu khusus untuk mengatasinya. Tapi tetap masih ada risiko cedera, karena lapangan tempat kita latihan sekarang sangat keras dan tidak layak untuk pemain sepak bola,” kata Greg.
Mantan pemain Persija ini tak segan berbagi tips cara lain, untuk menghindari cedera saat berlatih di lapangan keras, selain memakai sepatu khusus.
Pemain naturalisasi berdarah Nigeria itu mengajak pemain Arema lainnya, untuk menerapkan apa yang dilakukannya itu. Tujuannya tentu agar tak ada lagi pemain cedera karena kondisi lapangan tempat latihan.
“Kalau saya biasa melakukan banyak recovery, istirahat cukup dan makan makanan sehat. Tapi kadang tidak ada yang tahu, bisa saja tiba-tiba cedera dari faktor lain,” imbuhnya.
Meski sudah berusaha menghindari, Greg tak memungkiri risiko cedera itu selalu ada. Karenanya, pemain berusia 37 tahun itu berharap ada opsi lain tempat latihan untuk Arema selain Stadion Gajayana.
“Semoga ada opsi lain buat lapagan latihan. Jadi, pemain bisa latihan program pelatih lebih maksimal,” pungkasnya. (*/ Ra Indrata)