Malang Post – Dua pemain kunci, memang menjadi penentu kemenangan Arema FC. Ketika dijamu Bhayangkara Presisi FC, di Stadion Patriot Candra Bhaga, Jumat (1/9/2023) lalu.
Yakni Ginanjar Wahyu Ramadhani lewat golnya menit 13 dan Charles Lokoli Ngoy, yang mencetak gol di menit 90+1. Bagi keduanya, ini adalah gol perdana ketika membela Singo Edan.
Tetapi di sepanjang laga, dalam penilaian PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang pantas mendapat predikat pemain terbaik (man of the match), justru pemain belakang Arema FC. Charles Raphael Almeida.
Ini adalah predikat pertama yang diterima pemain asal Brasil, di musim pertamanya di Indonesia. Dan bermain bersama Arema FC.
Dan yang menarik, justru predikat pemain terbaik itu, diberikan ketika pemain 28 tahun ini justru tidak bermain di posisi aslinya, defensive midfield. Melainkan sebagai stopper.
Sejak dilatih Jose Fernando Martins Valente, pemain yang pernah membela Manaus FC ini, memang didapuk sebagai centre-back. Berpasangan dengan Syaeful Anwar.
Karena secara kebetulan, di posisi itu dua pemain andalan harus absen lantaran cedera. Yakni Ichaka Diarra dan Bagas Adi Nugroho.
Tetapi hasilnya tidak mengecewakan. Dalam dua laga terakhir, ketika menjamu Persikabo 1973 dan dijamu Bhayangkara FC, gawang Arema FC tak kebobolan. Dan baru di dua laga itu, Singo Edan mencatatkan clean sheet.
Catatan dalam dua laga itu. Saat menjamu Persikabo 1973, Charles Almeida melakukan satu blok, 12 sapuan, empat intercept dan satu kali melakukan shoot on target.
Sedangkan di laga yang membuatnya menjadi man of the match, ketika dijamu Bhayangkara FC, pemain dengan tinggi badan 184 cm itu, melakukan satu blok, enam sapuan dan lima intersep.
“Kerja yang sangat bagus dari semua pemain Arema, sehingga kita mendapatkan tiga poin lagi. Itu yang paling penting. Ini bukan cuma kerja lini pertahanan yang bagus, tapi ini hasil kerja semua pemain,” kata pemain yang juga bisa berperan sebagai central midfield ini.
Charles Raphael menegaskan, kemenangan Arema atas Bhayangkara FC ini, diraih dengan tidak mudah. Menurutnya, semuanya punya peran masing-masing untuk meraih tiga poin kedua Arema itu.
“Bhayangkara juga tim yang bagus. Musim lalu mereka mendapatkan enam poin dari tim ini.”
“Jadi saya sangat senang, karena berkat kerja keras kami, Arema kali ini tidak kalah dan tidak kebobolan. Sekali lagi, ini kerja keras semua pemain dan saya senang dengan hasilnya,” sebut pemain yang selalu tampil dari 11 laga Arema FC.
Selain Charles Almeida, sebenarnya ada satu pemain lain, yang dalam dua laga terakhir mulai menemukan kembali bentuk penampilannya.
Pemain bernomor pungung 10, Muhammad Rafli, bahkan menjadi salah satu penentu terciptanya gol perdana Arema FC.
Assist-nya kepada Ginanjar Wahyu Ramadhani di dalam kotak penalti, berhasil dimaksimalkan menjadi sebuah gol.
Dan itu adalah assist keduanya secara beruntun. Sebelumnya, saat mengalahkan Persikabo 1973, satu-satunya gol kemenangan Arema FC, juga dihasilkan lewat assist mantan pemain Timnas Indonesia ini.
Kala itu, umpan tariknya dari sektor kanan gawang Persikabo 1973, berhasil dimaksimalkan Dedik Setiawan, lewat tendangan first time. Dan menjadikan gol kemenangan Arema FC.
Tak heran jika sampai pekan ke-11 ini, Rafli menempati top assist di Arema FC. Lewat dua assist-nya.
Sedangkan pemain lain yang juga memberikan assist adalah Greg Nwokolo, Dedik Setiawan, Pablo Angle Ariel Lucero dan Jayus Hariyono. (*/ Ra Indrata)