Malang Post – Suara tangis tidak terbendung terdengar dari dalam ruang Forensik RS Saiful Anwar Malang. Sang ayah, memastikan jika anaknya adalah korban tertabrak KA Penataran di Gelanggang Pakisaji, Minggu sore.
Sekitar pukul 14.0 WIB, tepatnya masuk wilayah Dusun Gelanggang, Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Seorang bocah berinisial RS (15) berada di pinggir jalur kereta api.
Hadi Tarno (64) seorang pemulung, warga Gelanggang, sempat berteriak keras meneriaki korban agar menjauhi jalur kereta. Namun, korban justru tidak menghindar seolah menanti kereta api yang melaju cepat.
Korban sontak tertabrak kereta. Tubuhnya terlempar ke aliran sungai dekat lokasi. Warga pun geger. Beberapa mendekati korban yang terendam dalam aliran sungai. Informasi kejadian sempat dilaporkan ke perangkat desa dan Polsek Pakisaji.
Dari lokasi, jenazah dibawa ambulan PMI Kabupaten Malang menuju ruang IKF RS Saiful Anwar Malang. Awalnya, korban tidak diketahui identitasnya. Hingga beberapa saat kemudian, diketahuilah jika korban merupakan warga Pendem.
Jelang Maghrib, keluarga korban mendatangi ruang IKF RS Saiful Anwar Malang. Satu diantaranya ayah korban. RS, adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Ia masih pelajar SMP. Minggu pagi, ayah korban masih dalam kondisi sakit.
“Saya tadi pagi sampai sekarang masih sakit Mas. Nggreges. Tadi pagi saya dengar suara motor, mungkin dia, ” cerita ayah korban. Ya, sepeda motor Smash ditemukan dekat lokasi kejadian. Termasuk ponsel korban dalam jok motor.
Sang ayah sempat berusaha menelepon sang anak. “Saya sempat telpon. Lalu saya istirahat tidur karena masih sakit. Saya baru tahu setelah ada kabar dari keluarga tadi sore, ” urai sang ayah korban. Nadanya berusaha tegar.
Menurut ayah korban, sang anak tidak pernah mengeluh ada masalah. Sang anak dikenal ikut dalam kesenian bantengan. Kadangkala, korban sering pulang malam. Namanya orangtua, tentu menasehati sang anak agar tidak terlalu malam karena esoknya sekolah.
Sang ayah tidak bermaksud memarahi korban. Sang ayah bermaksud mengingatkan sang anak agar tekun belajar dan bersekolah, karena di masa depan, tentu membutuhkan ijazah.
Sekitar pukul 19.00 WIB, ambulan IKF RS Saiful Anwar Malang mengantarkan jenazah korban RS ke rumah duka. Sang ayah, paman dan kerabat lainnya menemaninya. Sementara itu, di media sosial, banyak netizen atau warga Malang menyampaikan duka mendalam. (Santoso FN)