Malang Post – Tuntas sudah laga pekan ke-11 bagi Arema FC. Hasilnya benar-benar patut disyukuri. Menang 2-0 atas tuan rumah Bhayangkara Presisi FC. Dalam laga yang berlangsung di Stadion Patriot Candra Bhaga, Bekasi. Jumat (1/9/2023) malam.
Yang menarik dalam laga yang disaksikan 154 penonton itu, adalah serba dua bagi Singo Edan.
Dua yang pertama adalah jumlah gol yang dicetak. Kedua-duanya dihasilkan oleh dua nama yang berbeda. Ginanjar Wahyu Ramadhani di menit ke-13 dan Charles Lokoli Ngoy di injury time, 90+1.
Dua lainnya adalah ini laga kedua gawang Arema FC, yang dikawal Julian Garcia Schwarzer, mencetakkan clean sheet. Setelah sebelumnya saat menjamu Persikabo 1973, Senin (28/8/2023) menang 1-0.
Di laga Jumat malam ini, pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, lagi-lagi membuat formasi yang baru. Meski tak terlalu beda jauh dari komposis pemain saat mengalahkan Persikabo 1973.
Bedanya kapten tim Johan Ahmat Alfarizie yang sebelumnya hanya duduk di bangku cadangan, kali ini langsung diturunkan sejak kick off. Menempati posisi aslinya di sektor bek sayap kiri.
Sayangnya sang kapten harus ditarik keluar di menit ke-73. Setelah pemain asli Malang ini bertabrakan dengan pemain Bhayangkara FC. Posisinya digantikan Flabiola Soares.
Pembeda lainnya adalah kembalinya striker utama Arema FC, Gustavo Almeida dos Santos. Sekalipun tidak sejak awal diturunkan. Striker asal Brasil itu baru masuk di awal babak kedua, menggantikan Ginanjar Wahyu Ramadhani.
Tetapi kejelian pelatih 64 tahun itu memang patut mendapat acungan jempol. Baik dari sisi strategi maupun cara membaca permainan The Guardians, julukan Bhayangkara FC.
Transisi dari menyerang ke bertahan yang cukup berhasil, juga menjadikan sulit bagi tim tuan rumah, untuk mengembangkan permainan.
Terlebih ditunjang stamina pemain Arema FC, yang cukup bagus hingga skema serangan nyaris tidak berubah. Tetap konstan dan tidak terlalu terburu-buru untuk menggempur pertahanan lawan.
“Sebenarnya cukup mengherankan juga, melihat permainan Arema malam ini, tapi mereka berada di papan bawah. Rasa-rasanya memang kurang tepat,” komentar Supriyono, sang komentator dalam siaran langsung malam ini.
Fernando Valente juga jeli memanfaatkan setiap kelebihan pemainnya. Sekaligus bagaimana caranya menutupi kemenangan yang muncul.
Seperti dengan menempatkan gelandang-gelandang mungil namun bertenaga kuda di sektor tengah. Seperti Rifad Marasabessy, Samuel Gideon Balinsa dan Flabiola Soares.
Kengototan pemain-pemain itu membuat Jayus Hariono, Dendy Santoso dan Pablo Angle Ariel Lucero benar-benar mampu membuat kreasi dengan ruang yang tersedia.
Termasuk keberadaan Ginanjar Wahyu Ramadhani di sektor sayap kanan, mampu memberikan ruang tertutup bagi masuknya gempuran Bhayangkara FC.
Terlebih-lebih Ginanjar Wahyu juga berhasil membuat gol perdananya bersama Arema FC.
Tak heran jika tetes air mata langsung terlihat dari mata Ginanjar Wahyu Ramadhan. Ketika di menit ke-13, pemain berusia 19 tahun itu mampu menjebol gawang Bhayangkara FC, yang dikawal Awang Setho Raharjo.
Gol perdana bagi pemain pinjaman dari Persija itu, membuat Arema FC unggul 1-0. Saat dijamu Bhayangkara Presisi FC, di Stadion Patriot Candra Bhaga, Bekasi. Pada pekan ke-11 Liga 1 musim 2023/2024, Jumat (1/9/2023) malam ini.
Wajar jika Ginan -panggilan akrabnya- langsung menangis. Itu adalah gol yang dia harapkan, saat harus ‘dibuang’ Persija. Kemudian berjuang untuk mendapatkan posisi di Arema FC.
Bermula dari umpan terobosan Pablo Angle Ariel Lucero, yang bisa disambut Dedik Setiawan di sektor kiri pertahanan Bhayangkara FC.
Mendapat pengawalan ketat, Dedik menyodorkan bola ke Muhammad Rafli, yang saat itu berada di depan gawang. Dengan tandukan, Rafli mencoba menjebol gawang Bhayangkara.
Tetapi tandukannya berhasil diblok. Menjadi bola liar, tetapi masih berhasil dikuasai Rafli. Melihat Ginanjar merengsek maju, Rafli langsung memberikan umpan di area kosong. Hanya dengan tendangan pleasing, bola itu menuju ke pojok kiri gawang Bhayangkara. Sementara Awang sudah dalam out of position.
Melihat bagaimana Arema FC menguasai pertandingan hingga menit ke-13 tersebut, sebenarnya memang terjadinya gol hanya menunggu waktu.
Bagaimana tidak, sekalipun bertindak sebagai tim tamu, namun Singo Edan justru tampil begitu dominan.
“Arema tidak terlihat seperti tim tamu. Bahkan mereka seperti bermain di kandang sendiri. Mereka benar-benar menguasai pertandingan,’’ kata Supriyono lagi.
Baru setelah gol itu terjadi, pemain asuhan Emral ini mulai bangkit dan mencoba untuk merebut penguasaan bola.
Beberapa kali gempuran-gempuran Bhayangkara terjadi. Utamanya melalui sektor kanan pertahanan Arema FC. Mengandalkan sang striker timnas Indonesia, Dendy Sulistyawan dan Crislan Henrique da Silva de Sousa.
Tetapi Arema yang tidak mau terpancing, bisa meredam gempuran itu. Rotasi dari pola menyerang ke bertahan, benar-benar cukup menjadikan kokohnya pertahanan Arema FC.
Penampilan empat pemain belakang Arema FC, yang semalam turun dengan formasi 4-4-2, juga masih cukup sulit ditembus.
Selain itu, lagi-lagi reflek yang dipertunjukkan kiper Julian Garcia Schwarzer, membuat bola-bola sulit dan membahayakan gawang Arema FC, berhasil dihalau.
Paling tidak ada tiga penyelamatan gemilang dilakukan kiper Filipina itu di babak pertama. Dan tak terhitung lagi jumlahnya di babak kedua.
Padahal Bhayangkara lewat David Maulana maupun Wahyu Subo Seto, berkali-kali mampu menyodorkan umpan lambung ke kotak penalti gawang Arema FC.
Itu belum ditambah dengan berkali-kali sodoran Henry Matias Mier Codina, yang benar-benar membahayakan gawang Arema FC.
Namun tandukan Crislan Henrique, Sani Rizki Fauzi maupun tendangan Dendy Sulistyawan, berhasil diblok dan ditangkap dengan sangat bagus.
“Ini adalah harinya Julian. Reflek dan pembacaan bolanya sangat sempurna. Lihat bagaimana dia berkali-kali melakukan penyelamatan, hanya dengan satu tangan. Sepertinya dia tahu, kenapa arah bola itu,” masih ujar Supriyono.
Sukses lini belakang Arema FC dalam menahan gempuran itu, juga berimbas pada kenyamanan lini depan untuk tetap ‘stay on call’. Mereka selalu dalam posisi yang siap melakukan serangan balik.
Terbukti ketika laga sudah memasuki injury time. Arema FC berhasil mencuri gol kedua. Yang dibuat nama baru sebagai pencetak gol di Arema FC, Charles Lokoli Ngoy.
Dalam sebuah serangan balik, Dedik Setiawan yang lolos dari pengawalan di sektor kiri pertahanan Bhayangkara FC, berhasil memberikan umpan datar ke sisi kanan gawang.
Sekalipun beberapa pemain Bhayangkara mencoba memotong bola, namun tidak sampai mengenai si kulit bundar.
Di sektor kanan gawang, sudah menunggu Charles Lokoli Ngoy. Dengan sekali sentuhan yang mengecoh Awan Setho, bola itu meluncur ke pojok kiri gawang.
Dan gol itu sekaligus killing the game. Karena setelah itu, tinggal menunggu waktu wasit Ginanjar Rahman Latief, untuk meniup peluit akhir pertandingan.
Kemenangan kedua secara berturut-turut pun didapatkan Arema FC dari kandang Bhayangkara FC. (Ra Indrata)
Susunan Pemain:
Bhayangkara FC: Awan Setho Raharjo (gk); Abdul Rahman/ Henry Matias Mier Codina, Anderson Aparecido Salles, David Maulana, Muhammad Fatchu Rochman, Muhammad Surya Maulana; Adam Ahmad Najem, Muhammad Hargianto/ Sani Rizki Fauzi, Wahyu Subo Seto/ Fandi Eko Utomo; Crislan Henrique da Silva de Sousa, Dendy Sulistyawan ©
Arema FC: Julian Garcia Schwarzer (gk); Charles Raphael de Almeida, Johan Ahmat Farizi ©/ Fabiola Soares, Muhammad Rifad Marasabessy, Saeful Anwar; Jayus Hariono/Samuel Gideon Balinsa, Pablo Angle Ariel Lucero; Dedik Setiawan, Dendy Santoso/ Achmad Maula Syarif, Ginanjar Wahyu Ramadhani/ Gustavo Almeida dos Santos ©, Muhammad Rafli/ Charles Lokoli Ngoy.