Malang Post – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengundang Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Mr. Masagos Zulkifli, untuk berbicara di depan ribuan tamu dalam gelaran “Ministry Talk”, Rabu (30/8/2023) di UMM Dome.
Turut menemani Joko Kusnanto Anggoro, staf khusus bidang hukum dan kerjasama internasional Kemenko PMK Republik Indonesia.
Di awal acara, Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd, menjelaskan, Masagos ke Indonesia seperti pulang kampung. Sebab kakeknya dari Palembang.
Rektor juga menegaskan, UMM turut aktif berkontribusi dalam berbagai aspek, termasuk SDM.
Salah satunya dengan menyiapkan bonus demografi melalui Program Center Of Excelence (CoE) berbasis program studi. Terobosan ini berupaya mencetak tenaga-tenaga profesional untuk Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
“Kalau kita dengar tadi, dalam lagu kebangsaan Singapura kata “Majulah” diulang beberapa kali, yang menunjukkan bahwa itu menjadi hal penting. Maka dari itu, Indonesia juga harus bisa menjadi Indonesia emas yang lebih maju. UMM menyambutnya dengan CoE dan Center for Future Work,” tegasnya
Sementara itu Masagos menyampaikan, sejatinya Singapura adalah negara kecil. 90 Persen asal makanannya impor. Hanya menghasilkan telur dan sedikit sayuran.
“Tapi Singapura maju karena integritas. Siapa yang punya kompetensi, itulah yang mendapat jabatan dan berdikari,” kata Masogos.
“Singapura adalah negara majemuk dengan berbagai agama dan bangsa. Semua ada di sana. Maka negara harus beri jaminan yang sama pada semua agama.”
“Makanya modal yang kita bangun untuk mewujudkan masyarakat gemilang adalah tiga fondasi. Yaitu kepribadian, kemahiran, kewarganegaraan. Untuk membangun kemahiran, di Singapura dibangun banyak sekolah bagus,” ujarnya.
Sekolah itu, kata Masagos, gratis bagi orang tidak mampu dan bagi orang melayu. Keluar sekolah mendapat kemahiran dan kemudian bekerja. Sehingga tidak ada beban di masyarakat dan negara.
“Di Singapura, sifatnya sekuler tapi bukan anti agama. Jika ada kebijakan yang diwujudkan, bukan berdasarkan prinsip agama tapi untuk rakyat dan negara,” urainya.
Menurutnya, kerukunan yang ada di tengah masyarakat merupakan hasil dari prinsip toleransi dan keadilan yang tinggi. Doktrin akan Integritas, meritocrucy, self reliant, serta mengakui kemajemukan suku, ras dan budaya perlu dikembangkan dan ditumbuhkan. Semua hal itu merupakan pegangan yang harus dipahami setiap warga negara, utamanya untuk berinteraksi sosial.
Ia juga sempat memberikan tips ke penonton, terkait kiat menjadi seorang pemimpin yang dan bijak. Salah satunya dengan membaca banyak hal dan buku.
Kemudian juga harus menjadi pribadi yang merakyat dan memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai.
Menurutnya, pemimpin juga harus bisa menjelaskan dan menjalankan secara rinci strategi apa yang akan dilakukan untuk menggapai tujuan-tujuan yang sudah dicanangkan.
Hal tidak jauh berbeda juga disampaikan Joko Kusnanto. Menurutnya, tiga hal yang disampaikan Masagos menjadi hal vital untuk sebuah negara.
Dari ketiganya, hal utama yang memiliki peran penting adalah keluarga yang baik.
Pembangunan keluarga menjadi titik tolak yang penting dalam aspek kemakmuran, stabilitas, serta sikap saling menghormati. Baik itu dalam bermasyarakat atau bahkan kehidupan bernegara. (M Abd Rahman Rozzi)