Malang Post – Pj Wali Kota Batu sekaligus Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai diinstruksikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk melihat Prasasti Sangguran, yang saat ini ada di Skotlandia. Ini dilakukan sebagai langkah awal melakukan repatriasi atau pemulangan prasasti tersebut.
“Semoga dengan kunjungan ini apa yang dicita-citakan untuk membawa kembali Prasasti Sangguran, yang sudah dimulai sejak lama akan membawa hasil baik. Mari kita semua berdoa agar prosesnya berjalan dengan lancar,” tutur Aries, Rabu (30/6/2023).
Untuk informasi, Prasasti Sangguran merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti itu pertama kali ditemukan di Dusun Ngadat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Saat ini keberadaan prasasti seberat 3,5 ton itu berada di wilayah Roxburgshire Skotlandia. Bisa sampai ke tempat tersebut, karena dibawa oleh Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.
Kemudian oleh Raffles Prasasti Sangguran yang juga disebut dengan nama Minto Stone, dihadiahkan kepada Lord Minto yang merupakan Gubernur Jendral Inggris di India, pada tahun 1812.
Usai mendapatkan instruksi dari Gubernur. Pj Aries bersama mahasiswa Indonesia di London yakni Ghassan dan Munawir merupakan Mahasiswa Indonesia di Edinburgh, mengunjungi Minto Estate. Merupakan lokasi the Minto Stone berdiri pada Senin (28/8/2023) waktu setempat.
“Saya diperintahkan Ibu Gubernur untuk melihat secara langsung Prasasti Sangguran, yang dulu pernah di Malang tepatnya di wilayah Kota Batu. Benda bersejarah ini dulu dibawa oleh Jenderal Raffles ke Inggris,” kata Aries.
Dalam mencari lokasi Minto Stone tersebut, Aries dibantu the Earl of Minto, atau yang mempunyai nama asli Gilbert Timothy George Lariston Elliot-Murray-Kynynmound.
Untuk menuju Eidenburg, Aries membutuhkan waktu 5 jam perjalanan dari London, ditambah 3 jam lagi untuk sampai ke lokasi tempat Prasasti Sangguran berdiri. Sebab sudah dipindahkan dari tempat semula di rumah tua, ke halaman perkebunan Minto.
Saat pertama kali melihat benda bersejarah itu, Aries menyampaikan, Prasasti Sangguran berdiri dengan gagah. Menghadap perbukitan perbatasan antara Skotlandia dan Inggris. Berdiri tegap persis seperti penampakannya di internet. Namun kini dia bisa melihatnya secara langsung.
“Setelah berkeliling dalam waktu yang cukup lama. Alhamdulillah kami terkesan dengan Minto Stone (Prasasti Sangguran.red). Perjalanan yang panjang namun membuahkan hasil. Kami juga bertemu keturunan Lord Minto yang sekarang menjadi Ministery of Regulation Reform di UK,” ujar Aries.
Berdasarkan cerita The Earl of Minto, prasasti tersebut terakhir dipindahkan sekitar 15 tahun lalu. Namun tetap berada di area Minto Estate dan dilengkapi dengan pondasi aluminium untuk memperkokoh singgasananya.
“Sesuai dengan catatan sejarah, Thomas Raffles mengirimkan the Minto Stone ke Lord Minto hingga kini berada di Skotlandia. Keberadaan Prasasti Sangguran sudah lebih dari 1000 tahun sejak diukir di zaman Kerajaan Mataram. Dan 200 tahun berdiri di tanah Skotlandia,” jelas Aries.
Hingga saat ini berdasarkan informasi dari Mr Timothy, Aries menyampaikan jika masih banyak peneliti dalam bidang bahasa Jawa kuno. Serta akademisi dari Indonesia yang mengunjungi Minto Stone.
“Beliau juga bercerita, beberapa bulan lalu telah berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia. Saya juga mengundang the Earl of Minto untuk mampir di Kota Batu dan melihat lokasi ditemukannya Prasasti Sangguran pertama kali,” tambah Aries.
Lebih lanjut, Aries juga menceritakan selama melakukan kunjungan meninjau Prasasti Sangguran. Salah satunya untuk menjajaki kemungkinan dibawa kembali ke Indonesia. Hal tersebut sudah diinisiasi sejak tahun 2004 lalu, namun hingga saat ini belum terwujud.
“Kunjungan ini membawa hasil baik, dimana kami diundang seminar untuk membahas soal Prasasti Sangguran pada 18 dan 19 September 2023 mendatang. Mudah-mudah ini menjadi langkah baik untuk kami bisa membawa kembali Prasasti Sangguran,” tuturnya.
Aries menyampaikan, The Earl of Minto menyambut baik kedatangannya, untuk melihat Prasasti Sangguran. Sebagai bukti sejarah kerajaan di Indonesia yang ditemukan di wilayah Kota Batu (Malang pada saat itu).
Sebagai informasi tambahan, Prasasti Sangguran berukuran tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, tebal 32 centimeter. Pada bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris dan pada bagian kiri terdapat 15 baris tulisan.
Dua baris pertama dari isi Prasasti Sangguran ditulis menggunakan bahasa Sanskerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno. Menurut sejarawan Indonesia, Prasasti Sangguran merupakan sumber informasi penting bagi Kerajaan Mataram Kuno, terutama terkait pergeseran ibu kotanya ke Jawa Timur. (Ananto Wibowo)