Malang Post – Pengembangan kampung tematik di Kota Malang, tidak bisa hanya menunggu bantuan pemerintah saja.
Sekalipun dalam tiga tahun berturut-turut, bantuan tunai dari Pemkot Malang, tetap turun untuk kampung tematik.
Hal itu disampaikan Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi atau Ki Demang. Ketika menjadi narasumber talkshow, di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (23/8/2023).
Sejauh ini, ujarnya, di Kota Malang terdapat 23 kampung tematik. Sampai di tahun 2019, terjadi penambahan signifikan.
Namun sejak tahun 2020 hingga 2023, hanya ada dua penambahan saja.
“Dulu kampung tematik, tercipta untuk kepentingan lomba pemerintah. Tapi sekarang, semakin banyak kampung kampung lain yang bermunculan.”
“Tentunya bisa dimaksimalkan untuk perputaran ekonomi masyarakat juga,” kata penggagas Kampung Budaya Polowijen ini.
Karena itulah, saat ini sudah waktunya kampung tematik di Kota Malang, membuat paket wisata.
Itu karena, kata Pengamat Ekonomi Pariwisata sekaligus Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang, Aang Afandi, melihat potensi kampung tematik di Kota Malang yang besar.
Sebagai bentuk inovasi, perlu ada paket wisata untuk menarik perhatian wisatawan.
“Melihat kampung-kampung tematik basisnya berbeda. Seperti di Kampung Keramik Dinoyo dan Kampung Keripik Tempe Sanan. ni bisa dipaketkan dengan kampung tematik lain yang biasanya dikunjungi wisatawan. Seperti kampung Jodipan,” jelasnya.
Tapi tentunya melihat kondisi Kampung Jodipan Warna Warni sekarang, perlu juga perawatan masif dulu.
Fandi menambahkan, pergerakan orang ke Malang ini, luar biasa banyak.
Setidaknya bagian dari ribuan orang itu, harusnya bisa memilih kampung tematik juga untuk berwisata. Dengan beberapa inovasi yang harusnya di munculkan. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)