
SAKIT: Sejumlah mahasiswa baru Universitas Brawijaya, saat mendapatkan perawatan karena mengikuti Ospek. (Foto: istimewa)
Malang Post – Pelaksanaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek), yang melibatkan 15.488 mahasiswa baru (Maba) Universitas Brawijaya Malang, menuai sorotan tajam.
Puluhan Maba dikabarkan pingsan, hingga menjalani perawatan di rumah sakit. Usai menjalani gladi bersih ospek.
Kabar ini diketahui pertama kali dari unggahan akun twitter @JeandraLee. Yang mengunggah foto sejumlah mahasiswa tengah dirawat di RSUB, usai mengikuti gladi resik Ospek bertajuk Rangkaian Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya, pada Minggu (13/8/2023).
“Nih liat akibat ulah panitia Unibraw 23 yang ga jelas, dijemur ampe begini. Mana info papermob h-1. Ospek UB tahun ini kacauu bangett. Panitia semangat evalusi deh,” cuit akun tersebut.
Unggahan itu tak pelak menuai atensi warganet, yang rata-rata mempertanyakan tanggung jawab panitia Rabraw 2023. Banyak dari warganet yang menimpali unggahan itu menyebut, jika para Maba bertumbangan diduga dijemur berdiri di tengah terik matahari.
Selain itu, penugasan yang diberikan panitia juga dinilai berlebihan. Karena dikerjakan hanya dalam waktu sehari, sebelum menjalani kegiatan Ospek pada Senin (14/8/2023).
Namun menurut panitia, sebab jatuh pingsannya Maba dikarenakan sejumlah faktor.
Ketua Pelaksana PKKMB Raja Brawijaya 2023, Pugoh Ananta, angkat bicara terkait polemik tersebut. Menurut dia, ada sekitar 30 mahasiswa baru yang pingsan. Itu disebabkan sejumlah faktor.
“Ada yang belum sarapan, ada yang penyakit bawaan dan juga ada yang sedang penyembuhan pasca operasi,” beber Pugoh saat konferensi pers, Senin (14/8/2023).
Pihaknya menerangkan, pasca kejadian panitia juga melakukan mobilisasi penanganan yang baik. Mulai analisis kondisi maba, diagnosa di RS, termasuk rekomendasi kesehatan kedepannya.
Untuk mengantisipasi kondisi kesehatan Maba, panitia telah menyiapkan dan mengalokasikan tenaga medis. Selama pelaksanaan ospek, kesiapan tim kesehatan juga telah diatur dengan penempatan di 11 titik posko dan enam unit mobil ambulans bekerja sama dengan UKM KSR, Lakesma hingga Klinik Universitas Brawijaya.
Sementara itu, terkait dugaan akibat penugasan papermob yang terkesan mendadak dan berlebihan, menurut Pugoh, juga karena beberapa hal. Seperti menunggu informasi data maba. Namun, pihaknya mengaku sudah memperpanjang jadwal sampai 20 Agustus 2023.
“Artinya, pada hari Senin ini, hanya membawa hasil penugasan terkait lima domain IPP yang segera kita daftarkan ke pihak Rekor MURI,” katanya.
Soal penugasan dengan biaya yang mahal, Pugoh juga menepis tudingan tersebut. Menurut dia, apa yang ditugaskan sudah diselaraskan dengan program kampus.
“Soal harga kalau dihitung tidak terlalu mahal. Bisa dikroscek bersama,” katanya.
Pada prinsipnya, tegas Pugoh, panitia PKKMB RAJA Brawijaya 2023, berkomitmen untuk bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi.
”Evaluasi tentu akan kami lakukan dan akan kami jadikan pijakan untuk rangkaian PKKMB kedepannya,” tandasnya.
Di satu sisi, Rektor UB Prof. Widodo berpesan, agar kegiatan PK2MABA bisa membekali mahasiswa karakter nasional religius, memahami keberadaan inklusif dan menjadi mahasiswa berwawasan global serta paham terhadap pengembangan Green Campus.
“Keterlibatan mahasiswa sangat penting. Gaya hidup kita harus berubah dengan mengedepankan advokasi lingkungan. Agar generasi selanjutnya bisa menikmati kehidupan di masa mendatang,” katanya. (M. Abd Rahman Rozzi)