Malang Post – Ternyata ada sifat buruk, yang selama ini terjadi pada pemain Arema FC. Bahkan sudah menjadi kebiasaan buruk di lapangan. Yakni soal mental bertanding.
Hal itu ditegaskan Pelatih Arema FC, Joko ‘Gethuk’ Susilo, sebelum dilengserkan posisinya. Menyusul kekalahan 0-2, yang diterima Arema FC dari tuan rumah PSIS Semarang. Dalam laga pekan ke-7, Liga 1 musim 2023/2024. Rabu (9/8/2023) kemarin.
“Seperti biasa, setelah kebobolan, pemain mulai panik. Mungkin kami perlu melihat video rekaman lagi. Bagaimana gol itu bisa terjadi begitu mudahnya, lewat tendangan sudut,” kata Coach Gethuk.
Ya. Dalam laga di Stadion Jatidiri Semarang, sejatinya Arema mampu menahan imbang PSIS Semarang. Hingga di menit ke-67, kapten tim PSIS, Septian David Maulana, mencetak gol berkelas.
Yakni mencetak gol langsung dari sebuah tendangan pojok. Sekalipun di depan tiang gawang Arema FC, ada Mikael Tata yang menjaga. Dan kiper Julian Garcia Schwarzer, juga menyongsong bola. Tapi arah bola langsung menuju pojok gawang, tanpa bisa dicegah.
Pemain pun langsung terperangah. Mental mereka langsung down. Yang menyebabkan pola serangan menjadi kacau.
Alih-alih menyamakan kedudukan, gawang Arema harus kebobolan lagi di menit 75 oleh pemain yang sama.
Coach Gethuk mengakui, gol pertama Septian yang datang dari sepak pojok, yang menjadi penyebab runtuhnya mental penggawa Arema. Menurutnya, Dendi Santoso dan kawan-kawan dilanda kepanikan.
Padahal pelatih 53 tahun itu, sudah mengantisipasi secara taktikal. Bagaimana menghadapi serangan-serangan PSIS Semarang.
Terbukti, tim tuan rumah pun kesulitan menjebol gawang Arema, sebelum gol tendangan sudut Septian David Maulana.
Ketika gol pertama terjadi, situasinya para pemain Arema terburu-buru ingin mengejar ketinggalan. Hasilnya, serangan-serangan yang disusun pun tak berjalan serapi di babak pertama.
“Sebenarnya anak-anak sudah bermain sesuai dengan apa yang kami inginkan. Tapi, gol pertama yang membuat mental pemain turun,” tegasnya.
Sementara itu, Dedik Setiawan, striker Arema FC yang turun penuh dalam laga tersebut. Salah satu kendala yang menyebabkan Arema FC kalah, adalah kegagalan mereka membongkar pertahanan PSIS.
Sekalipun, dia dan striker Arema FC lainnya, sempat beberapa kali mendapatkan peluang. Namun, hingga akhir babak pertama, tak ada gol yang tercipta dari kedua tim.
Penyerang asli Malang itu tetap dipertahankan hingga akhir pertandingan. Justru penyerang asing Arema, Gustavo Almeida dan penyerang sayap lainnya, Dendi Santoso yang ditarik keluar 10 menit jelang babak kedua berakhir.
“Mungkin kita kurang komunikasi saja di lini depan. Sehingga dengan mudah kehilangan bola dan kena serangan balik. Kita sudah punya banyak peluang. Mungkin kita kurang beruntung saja,” kata Dedik.
Usai kekalahan 0-2 di kandang PSIS Semarang ini, Dedik Setiawan mengajak para penggawa Arema, untuk introspeksi diri. Menurutnya, kekalahan ini harus dijadikan pengalaman penting.
Ini menjadi kekalahan kelima Arema dalam tujuh pekan awal Liga 1 2023-2024. Dengan introspeksi diri, Dedik berharap segera ada perubahan di timnya.
“Kita kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir. Itu kondisi saya dan teman-teman di lapangan. Yang terpenting kita introspeksi diri saja. Itu yang paling utama,” tegas mantan pemain Timnas Indonesia ini. (*/ Ra Indrata)