
DUEL: Gustavo Almeida, yang selalu mendapatkan kawalan ketat pemain PSIS Semarang. Membuat striker Arema FC itu gagal mencetak gol. (Foto: Arema Official Foto)
DUEL: Gustavo Almeida, yang selalu mendapatkan kawalan ketat pemain PSIS Semarang. Membuat striker Arema FC itu gagal mencetak gol. (Foto: Arema Official Foto)
Malang Post – Kesempatan terbaik yang diberikan kepada Joko ‘Gethuk’ Susilo, ketika pemain anyar Arema FC masih belum juga merapat, tampaknya tidak bisa dimaksimalkan.
Untuk ketiga kalinya secara penuh memegang Arema FC, Coach Gethuk, belum juga mampu memberikan kemenangan. Itu terhitung sejak I Putu Gede Swisantoso, pelatih ‘de facto’ Arema FC, memilih mundur setelah kalah di kandang dari Bali United. Pada Jumat (21/7/2023) lalu.
Padahal usai Putu Gede mundur, Coach Gethuk seharusnya mengikuti langkah koleganya. Tetapi manajemen Arema FC, masih memberi kesempatan hingga dua minggu, agar Coach Gethuk menukangi Arema FC secara penuh. Sembari menunggu pelatih baru datang.
Nyatanya sampai deadline itu lewat, gegara Arema FC belum juga berhasil mendatangkan pelatih baru. Lantas dilanjutkan ke laga pekan ke-7, Liga 1 musim 2023/2024, kondisi Arema FC semakin terpuruk.
Rabu (9/8/2023) sore, di Stadion Jatidiri Semarang, giliran PSIS yang membuat nasib Arema FC terpaku di dasar klasemen. Setelah kalah 0-2 di pertandingan yang dipimpin wasit Nendi Rohaendi tersebut.
Meski sebenarnya di laga yang disiarkan langsung itu, Coach Gethuk, sudah mencoba formasi baru. Sekalipun ada kesan, pelatih berusia 53 tahun itu, belum memiliki komposisi yang pasti, terkait starting line up.
Keinginan untuk segera mengakhiri hasil minor, tergambar dari penempatan banyak pemain yang punya naluri menyerang. Seperti Dendy Santoso, Muhammad Rafli sampai Dedik Setiawan. Untuk menyokong striker utama, Gustavo Almeida dos Santos.
Lalu guna memperkuat lini pertahanan, yang sepanjang enam laga sebelumnya, selalu tampil keropos. Juga sudah dilakukan. Kali ini memasang empat pemain bernaluri bertahan yang kuat.
Mulai dari duet Ichaka Diarra dan Bagas Adi Nugroho, di bek tengah. Di depannya masih ada Charles Raphael de Almeida dan Jayus Haryono.
Terlepas dari dua gol yang berhasil dibuat kapten tim PSIS Semarang, Septian David Maulana. Masing-masing menit 67 dan 75. Sebenarnya strategi yang dibuat Coach Gethuk, sudah berhasil memperkuat pertahanan.
Terbukti dari 61 persen penguasaan bola, yang didapatkan tim tuan rumah PSIS Semarang. Hanya ada lima tembakan ke gawang. Dari total 12 tembakan yang dihasilkan.
Dua gol yang tercipta pun, hanya satu yang dihasilkan dari permainan terbuka. Saat menit 75, ketika dalam sebuah serangan balik. Paulo Domingos Dali da Costa Freitas, berhasil mengirimkan umpan silang ke depan gawang Arema FC.
Septian David Maulana yang berdiri bebas, dengan mudah menjebloskan bola ke gawang Julian Garcia Schwarzer. Lewat tendangan cips, yang tak bisa dijangkau kiper 23 tahun itu.
Sedangkan satu gol lainnya, lebih disebabkan bola keberuntungan. Septian David yang mengambil tendangan sudut, pada menit ke 67, mengarahkan bola langsung ke gawang.
Mikael Alfredo Tata yang berdiri di depan tiang gawang sisi kanan, sudah melompat untuk menyundul bola.
Tetapi arah bola yang masih terlalu tinggi, tidak mampu dihalau. Sedangkan Julian Garcia, sudah terlanjur menganggap bola itu aman dihadang Mikael Tata. Hingga tidak mampu memblok bola yang tertutup Mikael Tata dan masuk ke pojok gawang.
Sementara strategi agar Arema FC mampu mencetak gol, tampaknya kemarin belum berjalan maksimal. Sekalipun ada banyak pemain dengan naluri menyerang, sudah diturunkan sejak kick off.
Masih sering terjadinya miskomunikasi, menyebabkan barisan penyerang Singo Edan, seakan-akan bermain untuk dirinya sendiri. Tak heran jika setiap serangan, terlalu mudah dimentahkan lawan. (Ra Indrata)