
Malang Post – Pembongkaran pagar Balai Kota Malang, ternyata dilakukan secara gratis. Alias tidak ada anggaran yang dikeluarkan.
Termasuk taman yang ada di dalam balaikota, juga tanpa mengeluarkan biaya. Karena taman itu adalah taman lama.
Kalau pun terlihat baru, karena pagar yang dibongkar tersebut, membuat taman itu terlihat dari luar.
Penegasan itu disampaikan Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji. Ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (8/8/2023).
“Pagar yang dibongkar itu juga tidak semuanya. Kenapa dibongkar, biar tidak ada sekat antara pemerintah dengan masyarakat,” katanya.
Selain itu, masih kata Wali Kota, dibukanya sebagian pagar Alun-alun Tugu Kota Malang, supaya linier dengan bangunan Balai Kota Malang.
“Dalam pembongkaran ini, juga tidak ada anggaran. Tidak ada yang namanya membuat taman juga. Jadi taman yang ada itu taman lama,” ujar mantan anggota DPRD Kota Malang itu.
Soal pertanyaan keamanan balaikota, ketika tidak ada pagarnya, Sutiaji yakin setiap ada aksi demo. Yang menggelar demo itu hanyalah ingin didengar.
“Jika di mediasi dengan baik, maka tidak akan ada perusakan. Sejauh ini juga tidak ada pelanggaran yang dilakukan.”
“Sekarang orang-orang hanya mempermasalahkan soal etika. Sedangkan etika itu, bicara soal sudut pandang,” tegas mantan wartawan ini.
Kalangan DPRD Kota Malang sendiri menilai, kalau pun bicara soal anggaran yang tidak terlalu besar. Tetapi setidaknya ada koordinasi dengan dewan, sebelum proses pembongkaran itu dilakukan.
“Apalagi Balai Kota Malang dan Alun-alun Tugu ini, masuk sebagai salah satu cagar budaya,” kata Sekretaris Komisi B, sekaligus anggota Banggar DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi.
Karena sejauh ini, pihaknya mengaku belum sempat ada pembahasan. Terkait pembongkaran sebagian pagar Alun-alun Tugu Kota Malang. Baik di lingkungan Komisi C sampai di Badan Anggaran.
Itulah sebabnya, yang membuat pihaknya cukup kaget. Karena tidak ada koordinasi dengan DPRD Kota Malang.
Meski pihaknya tidak mempermasalahkan, jika memang alasan pembongkaran itu karena soal estetika.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, yang juga Sekretaris Prodi Arsitektur UNMER Malang, Erlina Laksmiani Wahjutami juga melihat, pembongkaran pagar di Alun-alun Tugu Kota Malang itu, tidak semuanya. Hanya dilakukan pada tiga kolom saja.
“Jika memang sekarang fokus Pemerintah Kota Malang, ingin menjual bangunan-bangunan tua, untuk menarik wisatawan. Itu bisa saja dilakukan,” katanya.
Yang perlu dipikirkan saat ini, tambah Erlina, adalah memikirkan masterplannya. Sekalipun tetap juga perlu waspada, untuk menjaga keaslian bangunan cagar budaya tersebut.
“Seperti yang ada di Alun-alun Tugu Malang. Dulu kawasan ini masa kolonial tidak berpagar semua.”
“Tapi seiring berjalannya waktu di pagar. Keasliannya yang harus dijaga di bagian Alun-alun Tugunya. Termasuk bangunan Balai Kota Malang-nya,” tegasnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)