Malang Post – Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Adalah poin penting dalam mewujudkan visi perguruan tinggi.
Ketiga hal tersebut juga menjadi tanggung jawab semua elemen, yang terdapat di Perguruan Tinggi. Diantaranya mahasiswa, dosen, serta berbagai sivitas akademika yang terlibat.
Untuk mewujudkan hal itulah yang saat ini dilakukan Universitas Brawijaya Malang. Dalam rangka MMD (Mahasiswa Membangun Desa) 1000 desa se Jawa Timur.
Salah satunya, mengembangkan sebuah platform aplikasi yang diberi nama Desaverse. Tujuan awalnya, untuk memudahkan desa menyampaikan potensi dan aktivitas atau kegiatan-kegiatan ke dunia luar, sesuai dengan makna Tridharma sendiri.
Dalam hal ini, UB mengandeng PT Borsya Digital Smartindo (BDS) dalam hal Desaverse.
Salah satu Dosen Pembimbing Lapang MMD Tulungrejo Kota Batu, Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT., menjelaskan bahwa Desaverse ini nantinya, akan dapat dipergunakan untuk seluruh desa. Yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Mahasiswa Membangun Desa (MMD).
“Kebetulan Pilot Project-nya di Tulung Rejo Kota Batu, yang menjadi salah satu dari tiga desa yang responnya cepat dengan program Desaverse ini. Dua desa lainnya adalah Desa Kalipuro dan Desa Osing Kemiran Kota Batu,” jelasnya
Menurutnya, pengembangan aplikasi Desaverse tersebut, bersifatnya real time (streaming atau live) dan mampu mengeksplorasi semua potensi desa. Seperti ekonomi masyarakat, sektor UMKM, sektor pertanian, seni budaya dan pariwisata.
Desaverse diakui saat ini tengah dalam proses penyiapan badan hukum. Sebagai antisipasi agar tidak diambil oleh pihak lain.
“Dengan Desaverse ini, diharapkan setiap orang yang berperan di desa, dapat melakukan laporan kegiatan yang menarik layaknya jurnalis. Sehingga diharapkan ke depan sifatnya profitable, sehingga bisa menjadi lapangan pekerjaan di desa yaitu bidang start up,” katanya.
Dalam jangka pendek ini, menurut Endra, Desaverse akan dapat mewadahi output dari MMD. Dimana kegiatan di 1.000 desa, dapat dimasukkan dalam Desaverse dari 39 Kabupaten dan 1 Kota Batu terkait kegiatan di berbagai desa tersebut.
“Program MMD dari UB ini, disambut sebagai program besar yang direspon positif oleh dunia industri. Dimana ribuan sumber daya manusia mahasiswa, diterjunkan langsung ke masyarakat dengan pendampingan 500 lebih dosen pendamping. Apalagi kegiatan ini merupakan yang pertama di Indonesia,” ungkap pria yang sehari-hari mengajar di Fakultas Teknik UB.
Mini broadcast di desa, akan membutuhkan tenaga ahli yang dapat dimanfaatkan warga desa menjadi pekerjaan. Sehingga mini broadcast akan dapat dikelola oleh warga desa, sehingga potensi desa terus terpublikasi meski program MMD telah usai.
“Ke depan Desaverse juga akan dikembangkan untuk dapat menjadi marketplace berbagai produk desa. Sehingga dapat lebih mudah didapatkan oleh masyarakat wilayah lain yang menginginkannya,” tegasnya Endra Yuafanedi Arifianto.
Sementara itu dalam kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (BONSAI), di Balai Desa Tulungrejo Kota Baru, Ketua Program MMD 1.000 Desa UB, Dr. Sujarwo, S.P., MP., menyampaikan dalam program MMD 1.000 desa ini, Universitas Brawijaya menerjunkan 13.600 lebih mahasiswa dan 500 lebih dosen pendamping di 39 kabupaten dan satu kota.
“Dengan program MMD ini, maka mahasiswa dapat mengetahui secara langsung realitas di lapangan dimana kegiatan ini merupakan wujud eksistensi UB dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang dapat membawa manfaat langsung ke masyarakat. Tidak menutup kemungkinan nanti akan dilaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dan juga riset untuk pengembangan inovasi,” tandasnya
Di satu sisi, Kepala Desa Tulungrejo Kota Batu menyampaikan apresiasi atas dibuatkannya Mini Broadcast, hasil karya Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB). Ia meyakini dengan Mini Broadcast yang dibangun ini, dapat mempublikasikan potensi desa secara lebih, dibandingkan dengan media sosial.
Suliono menyampaikan apresiasinya, atas pemilihan desanya sebagai lokasi pelaksanaan program MMD UB. Pihak desa sangat membutuhkan program MMD ini dimana potensi desa diyakini akan sangat terbantu melalui mini broadcast yang disediakan melalui program MMD ini.
“Kami berharapan dengan berbagai program termasuk hibah yang diberikan akan dapat mendukung pengembangan potensi desa Tulungrejo,” ungkap Suliono, Selasa (18/07) di Balai Desa Tulungrejo.
Suliono meyakini dengan Mini Broadcast yang dibangun MMD UB ini dapat membantu pengembangan potensi Tulungrejo. Yakni dengan mengeksplore dan mempublikasikan potensi desa secara lebih dibandingkan dengan media sosial yang ada. (M. Abd Rahman Rozzi)