Malang Post – Indonesia Butuh Anak Muda. Adalah talkshow interaktif kolaborasi antara Komunitas Narasi dengan institut Teknologi & Bisnis Malang, Selasa, (11/07/2023).
Sejumlah anak-anak milenial, tampak antusias hadir. Baik secara langsung maupun secara zoom. Dalam Kumpul Komunitas Narasi (KKN) bersama pendirinya, Najwa Shihab
Selain dihadiri pegiat literasi masyarakat dan mahasiswa, talk show yang di geler di ruang theater Institut ASIA Malang tersebut, juga di narasumberi langsung oleh Najwa Shihab dan Rektor institut ASIA, Rissa Santoso, BA., M.Ed.
Di awal acara, Rektor termuda di Indonesia itu, menceritakan tentang pengalaman pertama dirinya, memberikan hak suara saat Pemilu di tahun 2014 lalu.
“Saat itu saya sudah kuliah, jadi sudah cukup mengerti. Memberikan hak suara atau mencoblos itu, tidak boleh sembarangan,” ungkap Rektor kelahiran Surabaya ini.
Dalam meningkatkan wacana dan literasi mahasiswanya, terkait dengan politik dan kesadaran akan Pemilu, Risa Santoso menegaskan, Institut ASIA Malang, menggencarkan program di desa-desa sekitar Malang. Agar mahasiswa Institut ASIA Malang, mengetahui kondisi riil model penerapan politik, di desa-desa tersebut.
“Kita di Institut ASIA Malang ini, beruntung sekali didatangi Mbak Nana (Najwa Shihab) ke kampus ini. Untuk sharing bersama para mahasiswa Institut ASIA Malang dan juga dari kampus lain yang sempat hadir di sini.”
“Banyak sekali hal-hal yang dapat menambah wawasan dan literasi mahasiswa. Termasuk motivasi yang diberikan Mbak Nana, dengan sangat apik penyampaiannya,” ujar Risa.
Bahkan motivasi khusus bagi para mahasiswa perempuan, untuk berbuat lebih, juga disampaikan oleh sosok Najwa Shihab. Yang menurut Risa, merupakan salah satu perempuan hebat di Indonesia yang sangat menginspirasi.
Di satu sisi, Najwa Shihab juga mengingatkan generasi milenial, untuk tidak apatis di pemilu tahun 2024 mendatang.
Ia menegaskan pentingnya Pemilu, untuk generasi muda, Karena generasi muda harus tetap memberikan hak suara mereka, untuk ikut serta menentukan arah bangsa Indonesia ke depan.
“Ya suara yang telah diberikan, harus tetap mengawal demokrasi dan membela kaum-kaum yang perlu di bela.”
“Pastikan cara kalian memberikan suara itu benar dan pastikan suara kita tidak disia-siakan. Dengan cara mengawal proses demokrasi itu di daerah masing-masing,” jelasnya.
Berbicara generasi muda, yang seringkali dibebankan lebih berat kepada kaum mahasiswa. Karena berdasarkan data, hanya 35 persen saja lulusan SMA yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Oleh karenanya, Najwa berpesan, generasi muda memiliki kekuatan berupa suara. Yang akan menentukan banyak hal. Namun seringkali kekuatan suara itu, disempitkan setiap lima tahun sekali. Saat berada di bilik suara, atau saat hak suara diperlukan oleh para calon legislatif, di daerah-daerah. (M. Abd Rahman Rozzi)