
Malang Post – Arema FC saat menghadapi Persib Bandung, dalam pertandingan lanjutan Liga 1 musim 2023-2024, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar Bali pada Jumat (7/7/2023) lalu.
Untuk kali pertamanya menggunakan jersey baru. Yang menampilkan angka 135, yang tertulis dalam aksara Jawa.
Angka 135 itu, merujuk pada jumlah korban tewas, dalam Tragedi Kanjuruhan. Yang terjadi pada 10 Oktober 2022 lalu.
“Ya, saat laga kandang pertama itu, akan menjadi kali pertama jersey home, yang juga menampilkan angka 135 dalam aksara Jawa, akan dipakai di pertandingan.”
“Jersey ini secara khusus dibuat, untuk menghormati korban Tragedi Kanjuruhan,” ungkap manajer Arema FC Official Store, Tjiptadi Purnomo.
Seperti dilansir dari laman Arema FC, Tjiptadi mengungkapkan, memang sempat terjadi perdebatan, saat jersey home ditampilkan pada sesi perkenalan.
Sebab yang sebelumnya beredar adalah sampel. Sedangkan untuk jersey yang di gunakan pemain sudah di revisi.
Pada jersey sampel itulah, yang muncul perdebatan. Lantaran salah menulis aksara Jawa untuk angka 135. Yang justru tertulis angka 145.
“Ya, terimakasih sebelumnya kami sampaikan, atas saran dan masukan terkait beredarnya jersey home yang sempat kita display, saat perkenalan di hadapan awak media beberapa waktu lalu.”
“Untuk yang akan digunakan saat pertandingan dipastikan sesuai dengan aksara jawa yang benar-benar sesuai,” ungkapnya.
Ditegaskan oleh Tjiptadi, Arema FC tidak menjual jersey dengan simbol 135. Simbol itu hanya tertera pada jersey home pemain untuk pertandingan.
“Kami pertegas bahwa jersey home dengan simbol 135, hanya dipakai untuk pemain saat pertandingan. Ini berbeda dengan kebutuhan merchandise,” tegasnya.
Sebelumnya, sempat muncul nada-nada sumbang terkait jersey home Arema FC tersebut. Terutama ketika menyebutkan angka 135.
Bahkan komedian Arie Keriting, ikut menyayangkan Arema FC yang kurang fokus memperjuangkan keadilan untuk keluarga tragedi Kanjuruhan.
Arema FC telah merilis jersey terbaru untuk musim 2023/24 sebelum Liga 1 bergulir pekan lalu, tetapi kini desain jersey Singo Edan tersebut mendapat sorotan.
Seperti diketahui, musim lalu Arema mendapatkan musibah dengan 135 suporter meninggal di Stadion Kanjuruhan. Bahkan menjadi salah satu bencana terbesar sepakbola di dunia.
Lantas manajemen berinisiatif untuk mengenang tragedi, tersebut dengan menulis jumlah korban di jersey kandang.
Dalam jersey terbaru, ada tulisan 135 dengan aksara Jawa di bagian belakang leher. Namun, hal tersebut tidak mendapatkan banyak apresiasi karena penanganan keadilan untuk korban tragedi Kanjuruhan dinilai masih belum maksimal.
Hal tersebut juga diutarakan oleh salah satu komedian, Satriaddin Maharinga Djongki atau biasa dikenal sebagai Arie Keriting, yang memang sudah lama menetap di Kota Malang.
Arie menilai manajemen justru lebih fokus ke lahan bisnis daripada memperjuangkan keadilan.
“Keat!” tulis Arie dengan umpatan khas kota Malang.
“Ngapain membawa spirit dari 135 korban untuk pemain di lapangan. Yang utama itu membawa keadilan buat 135 korban yang sampai sekarang belum terlihat sama sekali.”
“Tragedi kok dipakai buat bisnis. Isiiinnn (malu).”
Pun dengan beberapa suporter lainnya, memiliki pandangan yang sama. Bahkan salah satu dedengkot suporter dari klub lain, sempat menulis dalam Twitter, agar Arema FC dibubarkan saja.
Alasannya, klub yang berdiri pada 1987 ini, dianggap tidak memiliki keseriusan untuk menyelesaikan kasus Tragedi Kanjuruhan tersebut.
Alih-alih menyelesaikan, justru Arema FC dianggap ‘menjual’ Tragedi Kanjuruhan, untuk kepentingan bisnis semata. (*/ Ra Indrata)