Malang Post – Praktik baik pemeliharaan irigasi dengan sistem ‘Susuk Wangan’, yang dilakukan jajaran Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU-SDA) Kabupaten Malang, mendapatkan apresiasi tingkat nasional.
Dinas PU SDA Kabupaten Malang, mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk mengikuti lomba Pengamatan Operasional dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Nasional yang digelar 2023 ini.
“Kami mewakili Jawa Timur dalam mengikuti lomba Operasional dan Pemeliharaan Irigasi itu.
Pengelolaan saluran irigasi di wilayah Ngajum, dipilih untuk mengikuti lomba tersebut,” kata Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU-SDA) Kabupaten Malang, Khairul Isnaini Kusuma, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ada 6 (enam) UPT PSDA yang ditugaskan di Ngajum untuk mensupport, mulai pengecatan hingga pembersihan rumput yang mengambang di saluran irigasi.
Dikatakan Khairul, Tim Pembina Lomba Operasional dan Pemeliharaan Tingkat Provinsi Jatim sudah melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan persiapan peserta lomba. Sedianya penilaian sendiri akan dimulai bulan Juli 2023 ini.
“Penilaian kinerja terhadap pencapaian pengelolaan Operasional diantaranya pada kondisi prasarana, air, manajemen, kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumberdaya manusia (pengelolanya),” terang Oong, panggilan akrabnya.
Termasuk, lanjutnya, bagaimana upaya normalisasi saluran irigasi terus digencarkan memasuki musim kemarau kering 2023 ini.
Oleh sebab itu pula, tradisi Susuk Wangan di wilayah Kabupaten Malang terus dilakukan, agar saluran irigasi di 33 kecamatan betul-betul normal di musim kemarau ini.
Menurut Oong, upaya terus menerus dan berkelanjutan yang dilakukan ini bukan semata-mata untuk kepentingan lomba saja. Akan tetapi, terpenting demi mewujudkan Visi dan Misi Bupati Malang, yakni Mewujudkan Inovasi Pelayanan Publik dan Pembangunan Kemandirian Desa.
Sebelumnya, Dinas PU SDA Kabupaten Malang bekerja sama dengan Himpunan Petani Pemakaian Air (HIPPA) di 33 kecamatan, untuk saling mendukung operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Oong mencontohkan, seperti di Daerah Irigasi Karangkates Sumberpucung, menurutnya semuanya dilakukan dengan tradisi Susuk Wangan. Irigasi di Karangkates ini mengairi sekitar 155 hektar lahan sawah petani.
“Jadi, kami sepenuhnya ingin mewujudkan visi misi Bupati terkait pelayanan publik dan kemandirian desa. Jargon kami adalah Irigasi Teratur – Sawah Subur – Menuju MALANG MAKMUR,” demikian Khairul Kusuma. (Choirul Amin)