Malang Post – Dari 7.721 desa di Jatim. Berdasarkan data per 11 Juli 2022, terdapat 1.490 desa berstatus Desa Mandiri. Jumlah tersebut menjadi yang nomor satu di Indonesia, dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.
Hal tersebut dibeberkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat membuka Diklat Teknis Peningkatan Kapasitas SDM bagi Kepala Desa Angkatan l dan ll Provinsi Jatim. Di Hotel Orchid, Kota Batu, semalam.
“Kami bangga dengan seluruh Kepala Desa di Jatim, yang hebat dan luar biasa. Namun masih ingin meningkatkan kapasitasnya, dengan mengikuti diklat ini. Karena dengan diklat, selain meningkatkan kapasitas dirinya. Juga dapat meningkatkan kinerja dan inovasi produktivitas,” tutur Khofifah.
Dalam Diklat angkatan l dan ll tersebut, Gubernur Khofifah juga mengajak 120 kepala desa peserta diklat. Untuk membangun destinasi wisata bagi desa, yang secara ekosistem kewilayahan memiliki keserupaan topografi.
“Keberadaan sektor wisata sangat penting. Karena dapat memunculkan multiplayer effect yang luar biasa. Serta dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Jadi apabila sektor wisata gerak, UMKM akan bergerak. Kemudian sektor kuliner juga turut bergerak,” jelas Khofifah.
Lebih lanjut, dia juga mendorong setiap desa di Jatim, menjadi desa devisa. Khofifah mengungkapkan, ada 138 desa di Jatim yang menjadi desa devisa. Yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi desa dan wilayah sekitarnya.
Sebab itu, dia meminta kepada seluruh pemerintah daerah. Untuk memberikan aksesibilitas dan pendampingan sesuai kualifikasi agar desa devisa bisa tumbuh dan berkembang.
“Kualifikasi yang dimaksud yaitu produk original yang memiliki kualitas. Sehingga bisa dipasarkan ke luar negeri, serta ada asosiasi berbentuk koperasi maupun kelompok-kelompok,” tuturnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, tujuan utama Desa Devisa adalah untuk mengekskalasi market produk lokal, untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Dimana, dalam program ini, juga disediakan mentor-mentor ahli. Bertugas untuk mendampingi pelaku usaha. Sehingga bisa meningkatkan daya saing hingga produknya laku di pasar ekspor.
Program Desa Devisa, disebutnya sebagai bentuk nyata pemberdayaan masyarakat. Utamanya untuk ekspor bisa dimulai dari lini mana saja.
“Melalui Program Desa Devisa ini, bisa dipetakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis. Atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan rasa terimakasih, kepada Pemprov Jatim. Sebab sudah mau menggelar diklat tersebut di Kota Batu. Dimana para peserta turut diajak berkunjung ke desa wisata Kota Batu.
“Lewat kegiatan ini, kami berharap bisa menjadi berkah untuk Kota Batu. Silahkan datang ke 19 desa wisata Kota Batu. Dimana setiap desanya memiliki tematik masing-masing sesuai potensinya,” kata Aries.
Lewat diklat tersebut, pihaknya juga berharap akan semakin bisa meningkatkan kapasitas dan kompetensi kepala desa. Termasuk dalam pengelolaan keuangan desa yang harus dipertanggungjawabkan. (Ananto Wibowo)