Malang Post – Program Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Malang, masih dihadapkan ketersediaan dokter yang masih kurang memadai jumlahnya. Terutama di fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah.
Kondisi ini diakui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Wiyanto Widjoyo.
“Belum mencukupi jumlahnya (dokter faskes). Masih diupayakan tercukupi (rasionya),” terang Wiyanto Widjoyo, dikonfirmasi jumlah rasio dokter faskes dibandingkan kepesertaan UHC, Jumat (30/6/2023) sore.
Terkait kekurangan jumlah dokter ini, pihaknya berencana melakukan konsultasi ke Mendagri dan Menpan-RB pekan depan.
Data yang dihimpun Malang Post, tercatat ada 1.337 orang tenaga kesehatan berstatus PNS di Kabupaten Malang. Sedangkan nakes yang berstatus PPPK, sejumlah 110 orang. Mereka selama ini bekerja di RS dan faskes milik pemerintah se Kabupaten Malang.
Dari jumlah tersebut, paling banyak didominasi perawat (495 PNS, 89 PPPK) dan bidan (551 PNS, 20 PPPK). Sedangkan, jumlah dokter PNS, hanya tercatat 62 dokter gigi dan 87 dokter umum.
Lain halnya di RSUD Kanjuruhan, yang mempunyai setidaknya 82 dokter. Baik dokter umum, spesialis maupun IGD. Termasuk didalamnya, dokter berstatus magang dari program internship Kementerian Kesehatan RI.
“Dibilang mencukupi, ya sudah cukup. Tetapi yang dokter internship, memang masa tugasnya hanya 1 tahun. Bisa lanjut di tempat kerja yang sama, atau pindah setelah itu.”
“Mereka biasanya merangkap di 1 RSUD dan 1 puskesmas dan sistem kerjanya seperti halnya PTT atau dokter honorer,” terang Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan, dr Ratih Maharani.
Sebagai RS BLUD, kata Ratih, RSUD Kanjuruhan bisa melakukan pengadaan atau rekrutmen sendiri tenaga dokternya.
Akan tetapi, menurutnya, sejauh ini RSUD Kanjuruhan sudah bisa memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat. Termasuk, dengan mensiagakan dokter IGD tiga shift dan dokter piket saat hari libur, juga dalam tiga shift selama 24 jam.
“Soal pelayanan pasien UHC, memang konsepnya bisa melayani dengan mudah dan cepat. Kami siap untuk itu. Kalaupun nanti tidak cukup rasio dokternya, ya bisa langsung merekrut sendiri,” demikian Ratih Maharani. (Choirul Amin)