Malang Post – Hingga sepuluh hari jelang kick off Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC masih juga belum memastikan. Bakal memilih pemain dari negara Asia Tenggara.
Bahkan Singo Edan sepertinya telah mengubah proyeksi tim, dengan memastikan untuk memaksimalkan kuota pemain asing untuk kompetisi mendatang.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), telah menetapkan regulasi kompetisi, tentang perubahan kuota pemain asing menjadi enam orang. Dari sebelumnya konsisten berformat 3+1 (Asia). Yang kini menjadi 5+1.
Untuk musim ini, lima pemain asing diantaranya bebas federasi. Sedangkan satu slot tersisa, khusus diperuntukkan bagi pemain asal Asia Tenggara atau ASEAN.
Arema FC yang sebelumnya sempat tak tertarik menggenapi proyeksi pemain asing, kini berubah pikiran. Klub memastikan melengkapinya dengan pemain ASEAN.
“Setelah diskusi dengan tim pelatih, diputuskan merekrut pemain asing dari ASEAN,” tutur Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, beberapa waktu lalu.
Informasi yang berkembang, sejauh ini tim yang berdiri 1987 itu, sudah mengantongi sejumlah pemain yang disodorkan pihak agen sepak bola terkemuka.
“Setidaknya ada tiga negara di ASEAN, yang pemainnya ditawarkan ke kami. Seperti dari Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam,” ungkap Wiebie.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memutuskan lebih lanjut perihal itu. Lantaran tim pelatih masih perlu menganalisis sejauh mana kebutuhan tim.
Terlebih, klub juga masih harus mengubah proyeksinya, menyusul batalnya peresmian Andre Zanga karena tak lolos medical check-up.
“Pertimbangan utama tentu kebutuhan tim. Kami optimis, hadirnya pemain ASEAN membuat kompetisi semakin kompetitif,” tandas Wiebie.
Wiebie Dwi Andriyas juga sedikit membocorkan sedikit informasi, perihal beberapa pemain asal ASEAN yang dinilai masuk kriteria.
Pihaknya sudah melakukan filter, terhadap beberapa nama yang disodorkan pihak agen. Kini, bank data itu sudah masuk di tangan tim pelatih pimpinan I Putu Gede Swisantoso.
“Statusnya memang dari Asia Tenggara. Tapi, kemungkinan besar tim mengambil pemain yang naturalisasi di negara tersebut,” tutur Wiebie.
Klasifikasi itulah yang memang ditempuh sejumlah tim kontestan Liga 1, dalam upaya memenuhi slot pemain asing asal ASEAN di kompetisi nanti.
Pemain baru Persebaya Surabaya, Song Ui-Young jadi salah satu contoh. Dia didaftarkan dengan paspor Singapura, kendati lahir dan besar di Korea Selatan.
Hal serupa juga dilakukan Madura United yang merekrut Jacob Mahler (Singapura tapi lahir di Denmark), demikian juga Simen Lyngbo (lahir Norwegia tapi Timnas Filipina) di Persik Kediri.
Sementara dari tiga negara yang disebutkan diatas, juga ada sejumlah pemain yang berstatus naturalisasi dan sudah memperkuat tim nasional.
Kendati demikian, Arema FC tampaknya masih perlu menganalisis lebih dalam lagi. Lantaran fenomena naturalisasi pemain juga terjadi di hampir negara ASEAN.
“Intinya, kami ingin pemain asing yang masuk kategori grade A. Pokoknya yang punya kualitasnya baik,” beber owner klub Liga 3 Jatim, NZR Sumbersari FC tersebut.
“Ini juga jadi alasan kenapa prosesnya agak lama (mulai negosiasi sampai peresmian). Termasuk para pemain asing yang sudah datang,” pungkas dia. (*/Ra Indrata)