Malang Post – Kuasa Hukum warga Perumahan Bumi Meranti Wangi (BMW), khususnya RT 6 RW 13, Kelurahan Pandanwangi, Blimbing Kota Malang. Donny Aditya Putra, SH., menginformasikan pihaknya sudah melayangkan dua kali surat somasi, kepada Resto Mie Kober Sulfat.
“Somasi pertama dilayangkan pada 29 Mei 2023. Untuk memberikan kesempatan penjelasan kepada warga. Tapi selama seminggu, ternyata tidak ada itikad baik. Sehingga kami lanjutkan somasi kedua kalinya, pada Rabu ini,” terang Donny Aditya, Rabu (7/06/2023).
Somasi kepada Mie Kober Sulfat dilayangkan, karena dianggap melakukan wanprestasi. Atas hasil keputusan rapat dengan kesepakatan bersama. Yang digelar pada 15 Maret 2023 lalu.
“Salah satu poin pentingnya, yakni tidak mengganggu ketenangan dan kenyamanan kehidupan warga RW 13. Yang berada di Jalan Sulfat Tengah. Berupa parkir kendaraan. Hal lainnya, berjanji tidak menjalankan operasional bisnis usahanya, sebelum melengkapi perizinannya secara keseluruhan,” kata Donny.
Perihal tersebut, Donny menegaskan, warga RW 13 akhirnya meragukan izin-izin yang diurus oleh manajemen Mie Kober. Termasuk perijznan pembangunannya sekaligus. Secara tidak langsung usahanya itu memberikan dampak pada lingkungan.
“Setelah kami lakukan penelitian dan penelusuran seksama. Ternyata ada beberapa perizinan yang belum terkantongi oleh manajemen Mie Kober. Termasuk, ada salah satu perizinannya yang dikantongi mereka terdapat cacat formil,” tegas Donny.
Oleh karenanya, lanjut dia, sekiranya somasi yang dilayangkan tidak mendapatkan tanggapan secara menyeluruh dan jelas. Maka berpotensi mengandung risiko hukum. Dimana perbuatannya dianggap perbuatan melawan hukum.
“Ke depannya, kami tidak akan ragu atau segan lagi dalam memperjuangkan hak warga RW 13. Dengan melakukan upaya langkah hukum. Jangan sampai terkesan menghalalkan segala macam cara, dalam mensukseskan bisnis usahanya tersebut,” tandasnya.
Koordinator Tim Legal PT Tiga Arya Inggil (PT Tarin) pemilik Mie Kober Sulfat, Suparno menjelaskan, pihaknya pasti memberikan tanggapan soal somasi tersebut.
“Tidak mungkinlah gak menanggapinya. Sebab, itu semua bagian dari kritik membangun buat Mie Kober Sulfat.”
“Kami pun sudah berencana segera merapat kepada warga. Guna mendiskusikan untuk mencari solusi terbaiknya. Apa yang menjadi keinginan dan dimusyawarahkan bersama. Goal-nya semua pihak bisa saling menghormati dan mendukungnya,” jelas Suparno. (Iwan – Ra Indrata)