Malang Post – Setiap pemain Arema FC, yang sudah melakukan teken kontrak. Belum tentu posisinya aman dan bisa mengisi strating line up Arema FC. Untuk kompetisi Liga 1 musim 2023/2024 mendatang.
Fakta itu tampaknya harus disadari oleh setiap penggawa. Utamanya yang sudah bergabung secara resmi bersama tim yang berdiri 1987 ini.
Justru hal itu yang harus bisa menjadi memacu semangat pemain Arema FC, untuk bersaing merebut posisi utama. Jika tidak ingin hanya menjadi pemanis bangku cadangan.
“Semuanya belum aman. Kami selalu sampaikan kepada pemain. Baik yang sudah dikontrak maupun belum. Kalau sewaktu-waktu tidak memenuhi kriteria, bisa dilepas. Bisa malam ini atau besok,” tegas Pelatih Arema FC, Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Sikap itu adalah wajar. Karena saat ini materi pemain tim Singo Edan, mulai dipandang sebelah mata.
Ada tujuh pemain rekrutan baru. Tapi semuanya berasal dari kasta kedua. Seperti Flabio Soares, Hamdi Sula, Fardan Harahap, Samuel Balinsa, Dicky Agung, Samsudin dan Rendra Tedy. Sementara porsi dalam kuota pemain, juga diisi oleh lima sampai enam pemain asing. Plus hampir setengah dari pemain lama.
Mau tidak mau, semua pemain Arema FC, harus memberikan bukti. Jika mereka masih layak membela Arema di Liga 1 musim depan.
“Bukan hanya pemain yang posisinya tidak aman. Pelatih juga sama,” lanjut mantan pelatih Persik Kediri ini.
Situasi ini akan berjalan sampai menjelang pendaftaran pemain ditutup. Terkecuali tim sudah dianggap bagus. Yang tidak perlu lagi ada bongkar pasang pemain.
Karena soal melepas pemain, meski sudah terikat kontrak dengan Arema, bukanlah hal yang baru.
Jika sang pemain dianggap tidak berkembang, mereka bisa meminjamkannya. Tak jarang pemain yang dipinjamkan tak kembali lagi.
Seperti Ganjar Mukti dan Pandi Lestaluhu pada musim 2020. Waktu itu dua pemain tersebut baru dikontrak manajemen.
Tapi pelatih Mario Gomez merasa Ganjar dan Pandi, kurang sesuai dengan kebutuhan timnya. Mereka pun dipinjamkan dan tak kembali lagi.
Namun demikian, kondisi yang berbeda akan terjadi pada pemain under 23 tahun. Peluang mereka untuk turun, menjadi sangat besar.
Itu terjadi lantaran adanya regulasi baru. Yang mulai diterapkan pada Liga 1 musim 2023/2024 mendatang. Yakni mewajibkan seluruh kontestan, untuk menurunkan pemain U-23. Minimal mereka harus bermain 45 menit.
Jelas regulasi itu membantu pemain muda, untuk dapat kesempatan bermain. Meski kondisi tersebut tidak harus membuat pemain muda, menjadi besar kepala.
“Regulasi dari PSSI sangat menguntungkan bagi pemain muda. Mungkin karena ingin memberi menit bermain untuk usia 23 tahun ke bawah. Jadi, saat timnas memanggil, para pemain punya mental dan jam terbang yang lebih bagus di level internasional,” terang Arkhan Fikri, pemain muda milik Arema FC.
Namun pemain Timnas Indonesia ini berharap, regulasi itu tak membuat dia dan pemain muda lainnya terlena. Sehingga mereka mengurangi kerja kerasnya dalam sesi latihan, karena sudah dapat garansi starter.
“Intinya tidak boleh menganggap sepele persaingan di klub karena ada regulasi itu. Jadi, jangan terlalu menggantungkan pada regulasi.
“Kami juga harus membuktikan jika memang layak dapat kesempatan bermain,” lanjutnya.
Sejak gabung Arema musim lalu, bisa dibilang Arkhan termasuk pemain muda yang bisa bersaing di Liga 1.
Meski baru pertama di klub profesional, dia bermain dalam 16 pertandingan. Bahkan sebelas laga diantaranya dia jadi starter. Karena itu, tanpa regulasi sekalipun dia masih bisa bersaing jadi starter di Arema.
Di skuad Arema saat ini, sebenarnya ada beberapa pemain lain yang masuk kategori U-23. Seperti Tito Hamzah, Achmad Figo dan Seiya da Costa. Tapi justru para pemain binaan Akademi Arema itu kesempatan bermainnya masih di bawah Arkhan.
Bisa dibilang permainan Arkhan saat ini makin matang. Maklum, dia banyak ditempa bersama Timnas Indonesia U-19. (*/ Ra Indrata)