
Malang Post – Kepala Bidang (Kabid) Ketenteraman dan Ketertiban Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat, mewakili Kasatpol PP, Heru Mulyono. Bersama tim gabungan dari TNI-POLRI, POM TNI-AD dan OPD terkait lainnya. Resmi menghentikan operasional dua hotel yang diduga jadi tempat prostitusi di Tlogomas.
Penutupan sementara itu, terhitung mulai Minggu (21/5/2023). Hingga perizinannya yang terbaru, mendapatkan persetujuan dari warga setempat.
“Kedua hotel ini bisa buka apa tidak. Tergantung dari perizinannya seperti apa. Disetujui apa tidak oleh warga,” jelas Rahmat, Senin (22/05/2023).
Sebelum dilakukan penutupan, dengan pemasangan banner resmi dari Satpol PP. Pihaknya telah melakukan pemeriksaan secara detail, dari ruang ke ruang. Yang ada di kedua hotel tersebut. Yakni Smart Hotel dan Griya Cempaka RedDoorz.
“Kami bagi dua tim dalam pemeriksaannya. Di Smart Hotel, kami pimpin sendiri. Dan di RedDoorz dipimpin Kabid PPUD Saptol PP, Pak Karliono. Kami tidak menemukan adanya aktifitas tamu hotel di lokasi. Sehingga kita lakukan penutupan resmi sementara waktu,” tambahnya.
Manajer Smart Hotel, Jemmy menyampaikan, pihaknya sangat mendukung apa yang menjadi keinginan masyarakat. Sekaligus akan mematuhi apa yang menjadi ketentuan dari pemerintah setempat.
“Kami mengakui mungkin selama ini, kurang bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan masyarakat. Sekaligus tokoh masyarakat setempat. Sehingga wajar jika masyarakat mengeluhkan ada hal semacam ini,” ujar Jemmy.
Pada prinsipnya, lanjut Jemmy, pihaknya dalam menjalankan bisnis usahanya. Ingin hidup dengan tenang dan berdampingan secara harmonis. Dan tidak ingin adanya halangan atau gangguan.
“Apa yang menjadi kemauan masyarakat, kita akan menyesuaikannya. Baik dari sisi norma hukum atau norma agama. Kita ikuti akan hal itu. Oleh karenanya, kami mesti saling menghormati dan menghargai. Kemauan dari masyarakat untuk menutup sementara sampai ada kejelasan dari pemerintah,” tukas dia.
Ditanya soal dampak kerugian, jawab Jemmy, pastinya ada yang dirugikan. Salah satunya karyawan Smart Hotel. Yang berjumlah enam orang. Karena dirumahkan, hingga ada keputusan jelas. Agar bisa kembali bekerja.
“Harapan kami pemerintah bisa mengambil kebijakan. Tapi tidak sampai menyinggung perasaan warga Tlogomas. Agar kami bersama karyawan lainnya, bisa beraktivitas kembali di sini. Dengan mengikuti peraturan dan perizinan yang baru serta disetujui oleh masyarakat,” jawabnya.

TEGAS: Petugas Satpol PP Kota Malang, bersama tim gabungan menutup dua hotel di wilayah RW 8 Tlogomas. Ditandai dengan pemasangan pamflet atau stiker resmi.
Perwakilan dari warga RW 8 Tlogomas, Rahmat Syafaat menuturkan, adanya penutupan resmi dari Pemkot Malang, sangat diapresiasi warga Tlogomas.
“Namun kami masih terus berjuang untuk bisa menutup selamanya dari kedua hotel ini. Saat ini adalah perjuangan yang belum usai. Harapannya pemerintah bisa mengambil sikap tegas dalam mengambil keputusan,” tutur Rahmat.
Menilik dari regulasi yang ada, lanjutnya, perizinan soal kedua hotel ini. Betul-betul bisa dicabut dan tidak dikeluarkan lagi oleh PMPTSP Pemprov Jawa Timur. Yang memiliki kewenangan dalam mengeluarkannya.
“Kenapa mesti dicabut, karena terbukti adanya penyalahgunaan perizinan. Yakni adanya perbuatan prostitusi online di tempat tersebut. Izin awalnya kos-kosan menjadi hotel dan disalahgunakan menjadi tempat prostitusi online terselubung,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)