
Malang Post – Dari 209 bank sampah yang tersebar di 24 desa/kelurahan di Kota Batu. Berhasil mencat perolehan pendapatan per tahun hingga Rp 400 juta. Dengan adanya capaian itu, selain mengurangi sampah. Juga bisa menjadi sumber penghasilan untuk masyarakat Kota Batu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Aries Setiawan menyatakan, pengelolaan sampah di Kota Batu menjadi perhatian penting. Terlebih melalui program usaha yang dilakukan dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Salah satunya penanganan pilah sampah dari tingkat RT/RW melalui pembinaan ratusan bank sampah. Khususnya pilah sampah dari tingkat bawah atau RT RW. Mengingat kami mencatat selama tahun 2022 kemarin, untuk jumlah timbunan sampah 49.359,46 ton/tahun,” bebernya.
Dengan adanya bank sampah, pihaknya mampu merealisasi pengurangan sampah hingga 12,74 persen atau 6.286,22 ton/tahun. Dengan catatan realisasi penanganan sampah 85,04 persen atau 41.975 ton/tahun dan jumlah sampah tidak terkelola 2,22 persen 1.098,24 ton/tahun.
“Selain bank sampah, dalam pengelolaan sampah yang terpusat di TPA Tlekung. Kami DLH juga menggunakan mesin pirolisis yang bisa mengubah limbah jadi bermanfaat,” ujarnya.
Sementara itu, untuk perkembangan bank sampah di Kota Batu. Dia memaparkan jika berjalan cukup bagus, tercatat pada tahun 2021 naik 20 unit. Sehingga total bank sampah saat ini ada 209 unit. Begitu juga dengan jumlah nasabah bank sampah di Kota Batu tahun 2022 mencapai 4.180 orang, dari tahun tahun 2021 sebanyak 3.960 orang.
“Bahkan pada tahun 2022 di Kota Batu terdapat jumlah relawan ecoenzyme sebanyak 240 orang dan jumlah relawan kompos sebanyak 120 orang. Serta pada Tahun 2022 jumlah perputaran uang pada 209 unit bank sampah mencapai lebih dari Rp 400 juta,” katanya.
Untuk upaya lainnya dalam pengurangan sampah, DLH juga mensosialisasi pengurangan sampah kepada sekolah, RW, Desa dan instansi. Serta pembagiam sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengurangan sampah pada bank sampah, sekolah, pondok pesantren.
“Kamu juga melakukan pendampingan teknis pembuatan composting, pembuatan eco enzyme dan administrasi bank sampah kepada sekolah, RW, Desa, instansi seperti pendidikan,” imbuhnya.
Sedangkan untuk pengelolaan sampah di Kota Batu dilakukan dengan mengembangkan TPA Tlekung menjadi Zero Waste Education Park yang menjadi sarana edukasi dan wisata pengelolaan sampah bagi masyarakat.
Zero Waste Education Park terdiri dari 9 wahana yaitu wahana edukasi, wahana pengelolaan sampah oraganik, wahana pengelolaan energi, wahana pengelolaan sampah anorganik, wahana hutan pinus, wahana taman bunga, wahana pengelolaan lindi, wahana flora dan fauna dan wahana maggot.
“Naiknya persentase pengurangan sampah di Kota Batu ini juga secara tidak langsung meningkatkan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLHK) Kota Batu sebesar 75,75. Bahkan menjadikan nilai IKLH Kota Batu menempati peringkat 1 secara provinsi serta peringkat 75 secara nasional,” tandasnya. (Ananto Wibowo)