Malang Post – Pemkot Batu sangat serius untuk menekan angka stunting. Saat ini mereka mulai turun ke lapangan guna merealisasikan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Beberapa waktu lalu, telah diawali dengan perkenalan antara anak stunting dan orang tua asuhnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai memimpin perkenalan bersama dengan para Kepala OPD Pemkot Batu. Dalam program ini, dirinya mendapatkan anak asuh berusia 1,5 tahun. Berdomisili di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu.
“Fase perkenalan bertujuan untuk membangun ikatan batin dan mengenali program apa yang harus diberikan orangtua asuhnya. Saat ini ada 40 anak asuh yang telah siap dibimbing atau dibantu agar bisa mendapatkan gizi lebih baik dan bisa terlepas dari stunting,” ujar Aries, Minggu, (21/5/2023).
Setelah fase pengenalan pertama, kemudian akan dilakukan evaluasi. Apalagi hasil dari evaluasi menunjukkan tren positif. Selanjutnya akan ditambah 40 anak stunting lagi, untuk diangkat dalam program BAAS Pemkot Batu.
Untuk mensukseskan program tersebut, pihaknya turut mengajak seluruh masyarakat Kota Batu. Untuk membantu anak-anak Kota Batu menjadi lebih kuat dan sehat. Melalui program tersebut, Aries menargetkan angka stunting di Kota Batu bisa turun 10,8 persen pada akhir tahun 2023 mendatang.
Diketahui, sebagai wujud kongkrit penanganan stunting, Pemkot Batu telah membuat program BAAS. Melalui program ini, diharapkan angka stunting di Kota Batu bisa turun signifikan dalam waktu tiga bulan.
BAAS merupakan program pendampingan pada bayi dibawah usia dua tahun (Baduta) yang mengalami masalah selain kesehatan selama 3 bulan. Untuk tahap awal, seluruh OPD akan melakukan invervensi kepada 40 baduta stunting di Kota Batu. Teknisnya, untuk setiap baduta stunting akan ditangani atau didampingi satu OPD.
“Ini adalah tugas kita bersama, tidak hanya tugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan, dengan menjadi orang tua asuh. Kami berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Batu,” katanya.
Dia menjelaskan, bahwa penanganan stunting harus dilakukan secara masif, salah satunya melalui Program BAAS. Pemkot secara intens akan terus berupaya menurunkan angka stunting dengan menggerakkan seluruh OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batu.
“Semua OPD harus bergerak secara masif memberikan intervensi kepada baduta stunting,” tegas dia.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu, drg Kartika Trisulandari menyampaikan, bahwa prevelensi stunting di Kota Batu bersadarkan bulan timbang di bulan Februari lalu masih berada pada angka 13,2 persen. Dengan adanya pendampingan dan upaya kolaboratif dari semua pihak, diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kota Batu.
“Dengan sinergis dan kolaborasi dalam melakukan pendampingan orang tua dengan anak berstatus stunting. Kami pastikan bahwa anak tersebut akan mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Nutrisi yang diberikan seperti susu formulasi khusus dan biskuit,” tandasnya. (Ananto Wibowo)