Malang Post – Tepat di momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa (2/5/2023). Sebanyak 88 orang guru di lingkup Pemkot Batu diganjar Tanda Kehormatan Republik Indonesia (RI) Satyalancana Karya Satya. Pemberian tanda kehormatan itu juga sebagai wujud kesetiaan pemerintah terhadap ASN.
Pemberhentian penghargaan dari Presiden RI itu diserahkan langsung oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. Dilaksanakan di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu.
“Penghargaan ini merupakan sebuah wujud kesetiaan pemerintah kepada ASN yang telah mengabdi kepada masyarakat,” tutur Aries.
Satyalancana Karya Satya adalah sebuah tanda penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), atau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah berbakti selama 10 atau 20 atau 30 tahun lebih secara terus menerus dengan menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, kesetian dan pengabdian sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap pegawai lainnya.
“Karena bertepatan dengan momen Hardiknas, maka penghargaan diberikan kepada ASN di bidang pendidikan,” katanya.
Dengan diberikannya penghargaan tersebut, dia berharap ASN di Kota Batu dapat menunaikan tanggungjawabnya dengan baik. Sebab tugas seorang ASN sangatlah tidak mudah. Banyak tugas yang harus diselesaikan
Selain mengganjar 88 ASN guru di lingkungan Pemkot Batu. Pada peringatan Hardiknas 2023 di Kota Batu juga digelar upacara, beragam pertunjukan dan pameran dari anak-anak didik. Dilaksanakan di Balai Kota Among Tani, Kota Batu. Mengusung tema ‘Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar’.
Aries menyebut, bahwa gerakan Merdeka Belajar menjadi sejarah baru dalam pendidikan Indonesia. Gerakan Merdeka Belajar dinilai mampu membawa perubahan besar dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia selama tiga tahun terakhir. Hingga saat ini, Kemendikbudristek telah mengumumkan sebanyak 24 episode Merdeka Belajar.
“Saat ini anak-anak dapat belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara holistik oleh gurunya sendiri. Sementara dahulu, kepala sekolah dan kepala daerah yang kesulitan memonitor kualitas pendidikannya. Apalagi kini dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan,” katanya.
Lanjut dia, para guru saat ini berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku, sekarang juga lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka.
“Hal ini tentu sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam. Guna mengembangkan karakter dan kompetensi. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri pun saat ini lebih fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar,” tuturnya.
Kemudian dari segi pendanaan, pencairan langsung dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ke sekolah. Pemanfaatannya juga lebih fleksibel dan telah memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. (Ananto Wibowo)