Malang Post – Kondisi kehidupan keluarga yang seadanya dialami pasangan Mulyanto dan Muslimah, warga Jalan Teratai Kelurahan Cepokomulyo Kepanjen. Dan, luar biasanya, keluarga ini punya perhatian mulia pada anak yatim berkebutuhan khusus yang diasuhnya.
Si yatim yang malang tersebut, namanya AR (20), terlahir dalam kondisi mengalami kelainan fisik pada jari tangan dan kakinya. Di usia yang masih anak-anak saat itu, AR diketahui sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan keterbelakangan mental.
“Sebenarnya bukan anak kami. Saat itu, masih usia sekitar dua tahun dititipkan ayahnya pada kami. Bilangnya mau bekerja tidak ada yang menjaga. Kebetulan yatim, ibunya sudah meninggal saat melahirkannya,” kata Muslimah (53), isteri Mulyanto, Ahad (30/4/2023) siang.
Meski bukan anak kandung sendiri, pasangan keluarga sederhana ini pun mengaku ikhlas merawat si yatim AR hingga saat ini. Sehari-hari Mulyanto bekerja lepas di bangunan, sementara isterinya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Dalam keadaan cacat dan mengalami keterbelakangan, AR ternyata masih mengidap sakit pada kedua matanya. Kondisinya memprihatinkan, karena bola matanya membesar dan salah satunya tidak berfungsi untuk melihat.
Selama hidup di rumah petak kecilnya, pasangan ini mengaku tidak memberi perlakuan berbeda pada AR sejak kecil. Ruang tidur ataupun kamar mandi tidak disendirikan untuknya.
“Yang pasti anaknya tidak bisa mandiri. Saya bantu untuk berpakaian atau ketika mau ke kamar belakang. Mau makan atau buang air, ya pakai isyarat saja biasanya. Tidurnya sering sama bapak,” cerita Muslimah.
Saat awal-awal merawat AR di masa kecilnya, Muslimah mengaku, sering merasa kesulitan memenuhi kebutuhan susu untuk si yatim. Sampai-sampai, diakuinya ia harus mengutang dulu ke toko. Maklum saja, penghasilan suaminya tidak cukup diandalkan sepenuhnya untuk bisa membelinya.
Ketika mengalami sakit mata yang parah, kata Muslimah, AR memang sempat ditawari pihak RS pemerintah untuk dioperasi. Namun, akhirnya batal dengan berbagai alasan. Salah satunya, menjaga dan perawatan selama di RS.
AR memang sudah tercatat sebagai peserta program KIS, dan penerima layanan jamkesda. Akan tetapi, pasangan keluarga Mulyanto ini mengaku tidak menjadi penerima program apapun untuk jaminan perlindungan sosial dan kesehatan.
“Kami akan merawatnya semampu kami, selama kami bisa. Tetapi, seperti apa yang terjadi ke depannya, kami berserah pada gusti Allah SWT,” pasrah Muslimah, diamini suaminya, Mulyanto. (Choirul Amin)