Malang Post – Aroma libur lebaran 2023 begitu terasa di Kota Batu. Jalanan di Kota Wisata ini benar-benar dibuat sibuk hingga Rabu, (26/4) atau H+3 lebaran. Terhitung sudah ada sejuta lebih kendaraan yang melintas.
Kepadatan kendaraan paling terasa di tempat-tempat wisata. Lalu di pusat oleh-oleh dan rumah makan. Alun-alun Kota Batu yang jadi icon dan tempat wisata gratisan masih jadi favorit jujugan wisatawan. Selain tempat wisata buatan dan alam.
Titik-titik yang diprediksi mengalami kepadatan maupun kemacetan arus lalu lintas (lalin) terbukti. Dari pantauan, kepadatan arus lalin sudah mulai terasa di pintu masuk menuju Kota Batu. Kepadatan terjadi dua arah. Baik keluar maupun masuk Kota Batu.
Titik-titik yang mengalami kepadatan itu diantaranya seperti di Jalan Raya Pendem depan Arhanud, Simpang Tiga Pendem, Jalan Ir Soekarno, Jalan Dewi Sartika, Simpang Tiga TMP, Simpang Tiga Bendo dan sejumlah titik lainnya.
Nampak kendaraan yang keluar maupun masuk Kota Batu didominasi kendaraan dari luar daerah. Seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kediri, Semarang hingga Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Imam Suryono menyatakan, selama 12 hari dilakukan perhitungan menggunakan kamera CCTV. Terpantau ada 1.144.230 kendaraan yang lalu lalang di Kota Batu. Jumlah tersebut terhitung mulai Sabtu, (15/4) hingga Rabu, (26/4).
“Jumlah total pergerakan kendaraan di Kota Batu tembus lebih dari satu juta. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai kendaraan. Data tersebut bersumber dari kamera CCTV Dishub yang tersebar di delapan titik Kota Batu,” jelas Imam, Rabu (26/4).
Secara rinci pada Sabtu (15/4) tercatat ada 79.864 kendaraan melintas di Kota Batu, Minggu (16/4) ada 78.602 kendaraan melintas, Selasa (18/4) ada 87.155 kendaraan melintas, Rabu (19/4) ada 96.935 kendaraan, Kamis (20/4) ada 104.668 kendaraan melintas.
Kemudian pada Jumat (21/4) ada 92.749 kendaraan melintas, Sabtu (22/4) ada 88.738 kendaraan, Minggu (23/4) terdapat 99.354 unit kendaraan, Senin (24/4) ada 108.411 unit kendaraan, Selasa (25/4) ada 123.606 unit kendaraan dan Rabu (26/4) terdapat 120.927 unit kendaraan melintas di Kota Batu.
“Secara umum, volume pergerakan kendaraan baik menuju maupun keluar Kota Batu pada momen lebaran tahun ini masih dalam batas wajar. Dengan kondisi maksimal padat merayap,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kemacetan total di Kota Batu. Pihaknya bersama Sat Lantas Polres Batu telah melakukan sejumlah antisipasi. Diantaranya melakukan rekayasa dan manajemen lalin. Kemudian menempatkan personel di titik rawa troublespot. Lalu melakukan one way sistem pada tanggal 23 April kemarin.
“Pelaksanaan one way sistem sangat efektif dalam mengurangi potensi kemacetan yang dimungkinkan terjadi. Meski begitu perlu adanya evaluasi atas penumpukan volume kendaraan dari berbagai arah di Jalan Dewi Sartika, Kota Batu,” jelasnya.
Kasat Lantas Polres Batu, AKP Lya Ambarwati mengatakan, one way sistem dilakukan untuk mengurangi kepadatan arus lalin yang ada di perbatasan Malang dan Kota Batu. Khususnya di simpang tiga Pendem.
“Kendaraan yang menumpuk di lokasi tersebut, dikuras untuk naik ke Kota Batu, lewat Jalan Ir Soekarno yang tengah dilakukan one way sistem. Sedangkan kendaraan dari Kota Batu, dilewatkan melalui Jalan Raya Oro-oro Ombo,” jelasnya.
Penerapan sistem one way itu dilakukan sekali pada hari Minggu lalu. Dimulai pukul 12.00 – 13.00 WIB. Dengan terobosan itu, sepanjang Jalan Ir Soekarno kendaraan dapat terurai. Untuk memperlancar, petugas ditempatkan di setiap gang. Guna membantu memberitahu informasi terkait penerapan satu arah.
“Ini dilakukan tujuannya untuk mengurai kepadatan di simpang tiga Pendem. Sebab, lalu lintas di simpang tiga Pendem kerap terkunci ketika terjadi penumpukan kendaraan dari tiga arah,” katanya.
Dengan adanya terobosan itu, arus kendaraan di Jalan Raya Oro-Oro Ombo terpantau padat. Meski begitu tak sampai terjadi masalah untuk kendaraan yang mengarah ke Malang atau Surabaya.
Dalam penerapan sistem tersebut, pihaknya melihat situasi dam kondisi arus lalin. Meski begitu, penerapannya bakal diutamakan saat siang hari.
“Penerapannya situasional siang hari. Karena orang berwisata siang hari. Kemudian juga ditentukan dengan kondisi di lapangan. Jadi, kiranya yang dari pintu keluar Karanglo sudah dialihkan dan sudah ada penumpukan. Maka dibuka satu arah menuju Kota Batu,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, pelaksanaannya dibatasi kurang lebih selama satu jam. Apabila kondisi sudah mencair, maka akan dinormalkan kembali. Skema tersebut akan diterapkan Selama Operasi Ketupat Semeru 2023.
Sedangkan, sistem satu arah saat sore hari atau wisatawan balik dari arah Kota Batu menuju turun ke Kota Malang dan Kabupaten Malang tidak dilakukan. “Untuk turun, belum kami berlakukan, karena nanti akan ada penumpukan pada Simpang Pendem. Kalau turun normal dan bisa dilakukan pengalihan arus, melalui Oro-Oro Ombo, Bendo dan lainnya,” tandasnya. (Ananto Wibowo)