Malang Post – Puluhan pemuda dengan penampilan seadanya tampak tenang duduk bersila di karpet Masjid Teduh Jenggolo Kepanjen, Jum’at (14/4/2023) sore. Perhatian mereka tertuju pada materi tausiyah yang diikutinya tentang kewajiban sebagai muslim.
Para pemuda ini sejatinya kumpulan pengamen yang sehari-hari menghidupi keluarganya di kawasan Pasar Kepanjen dan sekitarnya. Sebagian mereka, muda-mudi yang banyak menghabiskan waktu mengais rezeki dari perempatan jalan protokol di Kota Kepanjen.
Di Masjid Teduh ini, mereka diajak belajar agama, dan diingatkan untuk tetap mendekat dan berdoa kepada Allah SWT dalam kondisi apapun.
Selesai mengaji dan berbuka bersama, sebagian mereka bahkan menyempatkan berbuat kemanusian dengan donor darah. Kebetulan, di saat yang sama didirikan tenda dengan sejumlah petugas UTD PMI untuk melayani yang ingin mendonorkan darahnya. Donor darah ini juga bisa diikuti jamaah masjid setempat usai menunaikan tarawih.
Kegiatan bertajuk Bakti Kemanusiaan: ‘Nyanyi, Ngaji, dan Berbagi’ ini diprakarsai pegiat Komunitas Embong Apik Malang. Sebelumnya, setiap bulan pada hari Jum’at pekan ketiga, mereka berkumpul menyempatkan sisa waktu bekerja, dengan berbuat baik dan bersama-sama belajar memaknai kehidupan secara Islami.
Ketua Komunitas Embong Apik Malang, Grienny Nuradi, menjadi salah satu pemateri kuliah singkat ngaji bersama pengamen dan anak jalanan ini.
“Arek punk dan pengamen itu yang penting yakin pasa Gusti Allah SWT. Tetap sempatkan salat meski sedang ngamen di jalan,” pesannya.
Ia juga mengajak untuk selalu berupaya memperbaiki diri, juga berbuat kebaikan yang bisa dilakukan.
“Taubat gak ada kata terlambat. Pokok diniatkan dengan sungguh-sungguh, insyaAllah dipermudah jalannya. Jangan takut datang ke masjid. Saat sedang stress dan susah nggak ada teman (yang peduli), mampir saja masjid. Pintu terbuka,” seru Grienny memotivasi.
Ada yang menarik pula, tampak kebersamaan ditunjukkan seorang non-muslim, namanya A Heru Sumariyadianto. Selama kegiatan ini, ia ikut menyiapkan makanan berbuka sembari ikut donor darah.
“Ramadan memang punya penganut Islam. Tetapi, kebersamaan dan kemanusiaan tidak mengenal agama. Saya biasanya tergerak, memang suka kegiatan semacam ini,” kata Heru.
Selain dibarengi aksi donor darah, kegiatan kemanusiaan bersama pegiat Embong Apik Malang ini juga didukung sepenuhnya Lazismu PDM Kabupaten Malang. (Choirul Amin)