Malang Post – Tampil lebih banyak menekan lawan, pada lanjutan laga pekan ke-33 kompetisi Liga 1 2022/2023, belum cukup bagi Arema FC, mampu memaksakan hasil positig.
Bahkan Teguh Amiruddin dan kawan-kawan, dipaksa menelan pil pahit. Kalah 0-1 di tangan tuan rumah Persebaya Surabaya, Selasa (11/4/2023) malam.
Laga di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, antar kedua tim sebenarnya berjalan dalam tempo sedang dan relatif berimbang. Sekalipun Arema dalam 90 menit usia pertandingan yang diwasiti Thoriq Munir Alkatiri asal Purwakarta, sedikit lebih dominan.
“Saya kecewa dengan hasil ini. Karena bukan ini hasil yang kita inginkan. Tapi, saya bangga dengan pemain-pemain kami. Banyak pemain muda kami yang minim pengalaman bisa menjalankan instruksi dari kami,” ungkap pelatih Arema FC, Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Persebaya yang dibesut pelatih asal Malang, Aji Santoso, sejak awal menurunkan starting line up dengan skema 4-3-3.
Pada kiper, Ernando Ari Sutaryadi dilapis kuartet bek Altariq Erfa Aqsal Ballah, Leonardo Silva Lelis, Arief Catur Pamungkas dan Riswan Lauhim.
Lini tengah diisi trio Jose Pedro Magalhaes Valente, Brylian Negiehta Dwiki Aldama dan Muhammad Alwi Slamat. Depan andalkan trisula Paulo Victor Costa Soares, Muhammad Supriadi dan Sho Yamamoto.
Sementara 45 menit awal, Arema yang ditukangi pelatih Joko ‘Gethuk’ Susilo justru tampil dengan pola berbeda seperti sebelumnya.
Skema 4-2-3-1, dibawah mistar gawang ada Teguh Amiruddin dipunggungi dua center back Bagas Adi Nugroho dan Joko Susilo. Serta duet fullback Achmad Figo Ramdani dan Johan Ahmad Farizi.
Di depan mereka, duo gelandang Renshi Yamaguchi dan Jayus Hariono. Target-man Dedik Setiawan disokong trio Hamzah Titofani Rivaldi, Dendi Santoso dan Muhammad Rafli. Absen Sergio Silva, Evan Dimas dan kiper Adilson Maringa.
Sepanjang babak 45 menit pertama dalam pertemuan ke-36 kedua tim, terkesan sama-sama bermain safe. Pemain kedua tim juga terlihat saling menjajagi satu sama lain.
Laga bigmatch yang merupakan pertandingan tunda pekan ke-28 tanggal 5 Maret 2023 lalu itu, praktis tak ada momen krusial yang membahayakan pertahanan keduanya.
Hanya sesekali, baik Arema yang tampil timpang maupun lawannya, melancarkan serangan balik. Memanfaatkan lebar lapangan dari sisi sayap. Namun hingga jeda 45 menit pertama, kedudukan tetap imbang 0-0.
Kedua tim yang melakukan banyak pergantian pemain di babak kedua. Tetap tak mampu mengubah ritme permainan dan bahkan terkesan menjemukan.
Bahkam gol tunggal kemenangan tim Bajul Ijo pun, yang lahir lewat sundulan Muhammad Iqbal menit 78. Tercipta dalam situasi yang tak krusial. Dari sebuah pantulan bola liar di muka gawang Arema yang mengarah ke depannya.
Tertinggal 0-1, dalam sisa 12 menit plus tambahan waktu, para pemain Arema tampil tersengat. Berusaha keras menyamakan kedudukan. Bahkan eksekusi penalti Rizky Dwi Febrianto pada detik-detik akhir laga, juga gagal menghasilkan gol.
“Mungkin kami belum beruntung. Banyak peluang yang kita dapatkan, tapi tidak membuahkan hasil. Bahkan, terakhir penalti juga tidak gol. Jadi, saya pikir inilah sepak bola. Meskipun kecewa, kami harus menerima hasil ini,” lanjut pelatih asal Cepu (Jawa Tengah) tersebut
“Kalau mau menyalahkan, siapa yang bertanggungjawab atas kekalahan ini, silakan salahkan kami sebagai pelatih. Pemain sudah menjalankan instruksi dari kami dengan baik,” tegasnya.
Namum tak membuahkan hasil. Apalagi para pemain Persebaya memilih memperkuat zona pertahanannya untuk mempertahankan keunggulannya. (Aria Cakraningrat – Ra Indrata)