Malang Post – Santri MBS Al-Amin Kepanjen punya cara luar biasa mengisi Ramadan tahun ini. Yakni, melakukan dakwah pengabdian dengan menebar berbagai kemanfaatan untuk umat.
Dakwah pengabdian ini dilakukan santriwati MBS Al Amin, dengan terjun langsung ke sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Malang. Dalam kelompok, mereka tersebar di berbagai tempat di kecamatan Sumberpucung, Pagak, Pagelaran, Wagir, Pakisaji, Kepanjen dan Ngajum.
Dakwah pengabdian ramadan ini dilakukan setidaknya 52 santriwati MBS Al Amin, selama 6 hari 5 malam. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya, mengisi kultum, mengadakan pengajian, berbuka bersama dengan warga, bersih-bersih masjid, seta mengajari anak mengaji Al Qur’an.
“Dakwah pengabdian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang lain, dipusatkan di masjid-masjid, madrasah diniyah atau panti dan pesantren anak,” kata Direktur MBS Al Amin Kepanjen, Grienny Nuradi, Jum’at (8/4/2023).
Menurut para santrinya, banyak sekali pengalaman mengesankan, dan juga sejumlah kendala selama melakoni dakwah besar ramadan ini. Akan tetapi, hal itu tidak membuat surut semangat para santriwati.
Di Wagir misalnya, santriwati MBS Al Amin dibagi menjadi 2 tim di tempat berbeda. Hal ini menyesuaikan tempat mereka berdakwah di wilayah tersebut, dimana terdapat masjid yang aktif dan kurang aktif.
“Di masjid yang kurang aktif, jamaahnya hanya 2-3 orang perharinya. Dan, hal itu justru membuat santriwati tertantang untuk mengaktifkan kegiatan keagamaan untuk memakmurkan masjid tersebut,” terang Grienny.
Pengalaman paling menantang didapati di wilayah Curungrejo Kepanjen. Di sini, santriwati bahkan dihadapkan berdakwah di lingkungan sebagian warganya beragama non Islam.
Tak kalah menarik lainnya, seperti dialami di tempat panti asuhan yang ada di kecamatan Pakisaji. Agar keberadaan mereka tetap bermanfaat, mereka pun menyempatkan mendata buku perpustakaan yang ada di panti tersebut yang sebelumnya belum terkelola dengan baik.
Di panti asuhan ini, kata Grienny, santri MBS Al Amin mengelola buku perpustakaan yang ada secara elektronik. Hal ini tentu mudah bagi mereka, karena sudah kerap dibiasakan di lingkungan dengan pemanfaatan digitalisasi teknologi.
Dari sekian pengalaman dakwah pengabdian di berbagai tempat ini, ada pula kisah menarik di wilayah kecamatan Ngajum. Salah satunya, santriwati ikut serta membantu warga memanen lele yang dibudidayakan warga setempat. (Choirul Amin)