Malang Post – Winza Wiwin (28), warga Sengkaling, bersama Riska (31), warga Gading Kulon, Dau, Kabupaten Malang. Usai makan sahur, berangkat menuju Gedung Kartini Kota Malang. Subuh baru sampai di sana.
“Kami berdua terpaksa mengambil waktu lebih pagi. Agar dapat nomor antrian lebih awal. Alhamdulilah, kami berdua dapat nomor urut pertama dan kedua. Kita berdua tukar satu paket senilai Rp3,8 juta,” ungkap Winza diamini Riska di sebelahnya, Sabtu (8/04/2023).
Disinggung alasannya kenapa berangkat pagi sekali. Riska menambahkan, untuk menghindari antrian panjang. Yang diperkirakan bisa pulang siang atau bahkan sore hari.
“Alhamdulillah, pagi ini jam 8.30 sudah mengantongi uang pecahan Rp50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, Rp2 ribu, Rp1.000. Rencananya akan kita berikan pada keponakan dan sanak saudara lainnya,” tambah Riska.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Malang, Samsun Hadi menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang pecahan, pihaknya menyiapkan Rp 4,6 triliun, untuk kebutuhan di Malang Raya.
“Kita kerjasama dengan bank lainnya. Seperti Bank Jatim, BNI, BRI, Niaga, BTN dan ada lagi lainnya. Mereka nantinya melakukan penukaran di 109 outlet. Termasuk, di pasar tradisional dan lainnya,” tutur Samsun.
Uang pecahan seperti Rp20 ribu hingga Rp1.000, tambahnya, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tinggi. Penukaran uang pecahan akan berlangsung sampai 13 April 2023.
“Kebutuhan tiap perbankan (partner) Bank Indonesia, disesuaikan dengan kapasitas dari perbankan tersebut. Masyarakat kita imbau memonitoring sosial media milik BI, agar bisa mengetahui titik lokasi dan waktunya,” kata dia.
Lanjut dia, masyarakat yang berkepentingan untuk penukaran uang pecahan. Bisa mengakses aplikasi pintar milik BI. Supaya masyarakat bisa memilih lokasi penukarannya, sesuai keinginan sekaligus jam pelaksanaannya.
“Sehingga mereka bisa mengantisipasi waktu dan titiknya. Agar tidak terlalu jauh, serta tidak terlalu lama waktunya,” sambungnya.
Masih kata Samsun, bagi warga yang menginginkan penukaran uang pecahan. Telah diinformasikan lewat berbagai sarana informasi. Seperti media sosial atau bentuk lainnya. Satu orang, hanya diberi sekali kesempatan menukarnya. Yakni dengan menunjukkan KTP aslinya.
“Perihal penukaran kolektif, kami hanya melayani pada instansi pemerintahan di Malang Raya. Termasuk instansi atau lembaga lainnya. Dan setiap capaian 1.600 transkrip penukaran, akan dilakukan pemberhentian,” imbuhnya.
Sementara Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan, upaya dari Bank Indonesia patut diapresiasi dan didukung bersama. Pertama, mengantisipasi terjadinya peredaran edaran uang palsu pada penukaran semacam ini.
“Masyarakat pun kami harap tidak terlalu khawatir dalam penukaran uang pecahan. Sebab, Bank Indonesia telah menyediakan uang pecahan senilai Rp4,6 triliun. Bekerjasama dengan delapan perbankan,” tutur Sutiaji.
Dan manfaat penukaran dari uang pecahan, menurutnya, mengandung nilai uang sedekah. Karena masyarakat tujuan menukarkan uangnya. Buat dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga.
“Disamping itu, kami menilai ada perputaran nilai ekonomi yang cukup besar saat lebaran. Karena uang yang beredar diyakini begitu besar nilainya,” ujar Sutiaji. (Iwan – Ra Indrata)