Malang Post – Hampir sebagian besar masyarakat di Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu bergerak di sektor UMKM. Berbagai produk UMKM yang dihasilkan dibuat di masing-masing rumah warga yang berada di perkampungan padat penduduk. Mayoritas dari mereka berada di lini kedua area perkampungan, melewati lorong-lorong sempit sehingga keberadaanya tak terlihat mencolok.
Penataan kampung yang dikenal sebagai sentra UMKM di Kota Batu itu kerap diusulkan Pemdes Junrejo. Berkali-kali usulan itu disampaikan melalui forum musrenbang kepada Pemkot Batu. Namun hingga kini gagasan yang dicetuskan itu belum mendapat tanggapan berarti.
Kepala Desa Junrejo, Andi Faisal Hasan menyatakan, gagasan penataan kampung UMKM di Dusun Rejoso bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan memberi kenyamanan bagi pengunjung. Sebab saat ini sentra UMKM Dusun Rejoso sudah banyak menerima kunjungan dari luar daerah. Namun sayang, pemerintah kota tidak serius menanggapi usulan pemdes dalam penataan sentra UMKM agar meningkatkan daya tarik sebagai basis wisata.
“Perlu sentuhan, penataan agar lebih menarik dan rapi. Usulan itu sudah disampaikan melalui musrenbang dari tahun-tahun sebelumnya, namun tidak ada tindak lanjut. Percuma saja digelar musrenbang kalau kesannya formalitas menggugurkan kewajiban,” tegas Faisal.
Program pengembangan daya UKMK yang diluncurkan dinas terkait pun terkesan semu. Sekalipun setiap tahunnya digelontor bantuan alat produksi, namun cara itu belum sepenuhnya menyentuh pada penguatan sektor ekonomi kerakyatan. Padahal ketika potensi-potensi sektor UMKM dioptimalkan dampaknya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Kota Batu.
Faisal menilai, pelaku UMKM hanya dijadikan alat pemanis seremonial oleh Pemkot Batu. Pemikiran itu disampaikan Faisal lantaran, banyak pelaku UMKM, khususnya di Dusun Rejoso diminta untuk menampilkan produknya saat event-event skala regional hingga nasional. Selepas itu, para pelaku UMKM dibiarkan begitu saja tanpa disertai campur tangan pemerintah kota dalam penguatan daya saing.
“Sebetulnya mereka memiliki pangsa pasar, namun peran pemerintah harus hadir. Bagaimanapun juga, pelaku UMKM, termasuk di Dusun Rejoso mewakili citra Kota Batu. Karena setiap ada event mereka dilibatkan mewakili daerahnya,” tuturnya.
Sebagai informasi, sentra UMKM Dusun Rejoso terdapat beberapa macam hasil UMKM. Mulai dari tas anyaman, kerajinan kayu, hasil olahan kripik dan berbagai UMKM lainnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan, agar sentra UMKM tersebut semakin menarik. Selain memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM. Dia juga mengusulkan OPD terkait untuk membuat gapura masuk secantik mungkin di sentra UMKM itu.
“Pembuatan gapura itu bertujuan, ketika ada orang masuk ke sentra UMKM Rejoso. Mereka sudah merasakan suasana untuk berbelanja,” katanya.
Untuk mengembangkan UMKM juga tidak melulu harus menjual prodak. Namun dengan mengajak wisatawan ke sentra UMKM, kemudian diajak belajar membuat suatu kerajinan, hal tersebut juga dapat mengembangkan UMKM melalui sarana edukasi.
“Bagaimana jika anak SD, SMP, SMA dibawa ke sentra UMKM itu. Bisa juga ketika ada yang studi banding ke Kota Batu, diajak ke sentra UMKM tersebut. Sehingga mereka juga tahu proses produksi UMKM Kota Batu,” tuturnya. (Ananto Wibowo)