
Malang Post – Wali Kota Malang, Sutiaji, mewajibkan seluruh Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara (PNS/ASN), di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Untuk belanja kebutuhan pokok (sembako) di UMKM. Yang sudah terdaftar di aplikasi Malpro, berbasis Nomer Induk Pegawai (NIP).
Hanya saja, untuk nilai belanjannya masih belum ditentukan. Sementara ini masih mengaktifkan bagi ASN berbelanja di UMKM. untuk meningkatkan sekaligus memajukan UMKM di Kota Malang.
Usai meresmikan aplikasi Malpro, Senin (13/3/2023), Sutiaji juga meminta ASN belanja secara manual di toko kelontong (UMKM). Yang belum terdaftar di Malpro. Nanti ASN tersebut, bisa memfoto kegiatan belanjanya, lalu dilaporkan ke Pemkot. Sebagai bukti telah beraktifitas belanja di UMKM.
“Kebutuhan belanja yang dibeli seperti beras, gula, minyak, mie, telor serta daging maupun lainnya. Bagi pelaku UMKM, akan kita bantu mempermudah proses perizinannya kalau belum memilikinya,” ujarnya.
Kepala Diskominfo Kota Malang, M Nur Widianto menambahkan, kehadiran aplikasi Malpro ini sesuai dengan instruksi Wali Kota. Guna memfasilitasi ASN dalam belanja di UMKM.
“Disisi lain, mengurangi transaksi jual beli secara tunai. Tapi lebih banyak menguranginya secara cashless, atau transaksi elektronik. Karena selama ini masih banyak sistem Cash On Delivery (COD) atau cash keras,” tambah mantan Kabag Humas Setda Kota Malang itu.
Warga atau ASN yang ponselnya berbasis IOS, bisa menggunakan lewat website. Sedangkan, yang sistemnya berbasis Android, bisa langsung mengaksesnya.”Kami masih memikirkan adanya pemberlakuan potongan bagi UMKM. Sekarang lebih ke memudahkan terlebih dahulu terkait pengguna aplikasi. Ketika sudah dipahami bersama, akan mempercepat proses transaksi ASN dengan UMKM,” sambungnya.
Salah satu ASN di lingkungan Setda Kota Malang, mengaku sudah mengimplementasikan apa yang diinginkan Wali Kota Malang.”Kami habis belanja UMKM seperti sayuran, camilan serta bentuk lainnya. Nilainya kisaran sekian ratus ribu rupiah. Selanjutnya, tinggal menunggu instruksinya seperti apa,” ungkap ASN eselon 3B ini, namun wanti-wanti enggan disebut jatidirinya. (Iwan – Ra Indrata)