Malang Post – Penanganan sampah sekaligus pengelolaannya, dari sampah rumah tangga, industri, pasar serta lainnya. Yang diproses di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang Mulyorejo, Sukun. Dikendalikan penuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang.
Direktur Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW), Frankfurt Jerman, Bukrhard Hinz. Sewaktu memonitoring TPA Supiturang Mulyorejo. Menilai telah standart Internasional seperti halnya pengelolaan di Uni Eropa.
“Kami melihat serta merasa puas, terhadap pembangunan sarana prasarananya. Progresnya sudah berlangsung dan operasionalnya pun berjalan sesuai yang diinginkannya,” kata Bukrhard Hinz, diterjemahkan oleh Aulia Hariz, Koordinator SWM, saat di lokasi, Jumat (17/02/2023).
Pengelolaan sampah di Kota Malang, dijelaskan Bukrhard, sebagaimana arahan Presiden RI Jokowi. Pemkot menempatkan penanganan sampah pada skala prioritas. Dan itu, disaksikan sendiri secara langsung olehnya (KfW) di lokasi.
“Kami melihat langsung, pengelolaan sampah di TPS Supiturang dilaksanakan dengan baik. Kami nyatakan Kota Malang mampu dijadikan Termasuk menjadi bukti, masyarakat Kota Malang memiliki kepedulian dan memprioritaskannya,” jelasnya.
Pasca diberikan dana hibah program ERiC ini, lanjutnya, harus ada perhatian khusus terhadap operasional selanjutnya. Sekaligus tata cara perawatan maupun pemeliharaannya. Karena pengelolaan sampah di Uni Eropa, sudah seperti halnya di TPA Supiturang.
“Disisi lain, KfW juga mengatensi pendidikan dan kesehatan. Sebagaimana KfW hibahkan ke RS-UB bersamaan dengan program ERiC,” tambah Bukrhard Hinz.
Perwakilan dari Kementerian PUPR Pusat Jakarta, Kasubdit Wilayah 2 Direktorat Sanitasi Dirjen Cipta Karya, Anggia Satrini menambahkan, pihaknya melakukan pendampingan kepada KfW. Yang telah menghibahkan dananya lewat program ERiC.
“Nanti Pak Presiden Jokowi yang akan menyerahkan hibah dari Jerman ke Pemkot Malang. Sebelumnya diterimakan terlebih dahulu oleh Kementerian PUPR. Kami tengah memproses hibahnya tersebut secara administrasinya,” ujar Anggia.
Pada dasarnya, lanjutnya, Direktur KfW, Bukrhard Hinz bersama rombongan dari Jerman ini. Ingin memastikan setelah dilakukannya pembangunan sarprasnya. Apakah masih menemui kendala dalam operasional, atau terkait hal lainnya.
“Pasca menghibahkan kepada penerima hibah, sudah tidak menemui kendala apa-apa lagi. Untuk itu, kami bersama KfW perlu melakukan monitoring ke lapangan,” beber Anggi.
Ditempat yang sama, Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mewakili Pemkot Malang, berterima kasih sekali kepada pihak pemberi hibah dari program ERiC ini.
“Yang kami lihat, dampak positifnya dirasakan luar biasa. Mulai proses pengumpulan, pemilahan, pengelolaan hingga mengubahnya menjadi kompos, serta bahan bermanfaat lainnya. Sarprasnya kian mudah dan meringankannya,” tutur Rahman.
Namun begitu, kata Rahman lagi, pihaknya masih membutuhkan peningkatan sarpras lainnya. Seperti penambahan alat transportasinya. Satu lagi, alat berat seperti Refuse Compactors dan dump truk atau ekskavator.
“Termasuk kebutuhan materialnya (sirtu), buat mengangkut dan pemadatan sampahnya. Harapannya, ada pendampingan dari APBD atau APBN. Sehingga pengelolaan sampah menjadi cepat, mudah serta meringankan. Dikarenakan ditunjang kelengkapan alat yang ada,” tambah Rahman. (Iwan Irawan – Ra Indrata)