Malang Post – Pecinta durian di Kota Batu bisa datang ke event ini. Yakni event Gebyar Omah Duren yang diselenggarakan di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Batu, Kota Batu. Mulai Kamis, (16/2) hingga Minggu, (19/2).
Di event yang diselenggarakan 96 jam non stop itu, pecinta durian bisa mencicipi durian dari seluruh nusantara. Gebyar Omah Duren itu diselenggarakan oleh Kadin Kota Batu.
Nampak sejumlah stand duren disiapkan dalam event itu. Harga durennya juga diobral. Mulai Rp 10 ribu hingga ratusan ribu.
Ketua panitia Gebyar Omah Durian, Heri Maskur menyatakan, event tersebut digelar untuk memudahkan para pencinta durian agar lebih terpusat saat mencari durian. Juga untuk mewadahi para penjual durian yang ada di pinggir-pinggir jalan.
“Kami sediakan tempat untuk para pedagang. Kami juga ingin memudahkan masyarakat dan wisatawan yang datang ke Kota Batu. Sehingga jika ingin mencicipi durian mereka bisa lebih mudah mencarinya,” katanya.
Selain disediakan durian dengan harga cukup murah dan enak. Untuk memeriahkan acara tersebut juga digelar kontes durian yang punya rasa paling enak. Pemenang dalam kontes durian itu dimenangkan oleh stand nomor 5. Stand peraih juara pertama itu menyajikan durian lokal bernama ‘Gerbang Desa Jombok’ asal Ngantang, Kabupaten Malang.
Ketua Kadin Kota Batu, Endro Wahyu Wijoyono mengatakan, event tersebut bertujuan untuk mewadahi penjual duren yang ada di pinggir-pinggir jalan. Sehingga jalan-jalan di Kota Batu bisa bersih dari pedagang kaki lima yang ada di pinggir jalan. “Kota Batu ini kota wisata, maka keindahannya harus tetap terjaga. Ini adalah salah satu contoh untuk mewadahi para pedagang kaki lima,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, keberadaan duren sudah turun temurun. Di masing-masing daerah rasanya berbeda. Ini tergantung dengan letak geografisnya. Sehingga tidak bisa menyamakan rasa durian antara satu daerah dengan daerah lainnya.
“Kalau cari bibit unggul maka harus dikawinkan. Oleh sebab itu, dengan adanya Gebyar Omah Duren. Kami berharap usaha di sektor durian bisa terus dikembangkan,” katanya. Salah satu pengembangannya dengan menyediakan tempat pemasaran durian yang representatif. Sebab saat ini para penjual durian masih memasarkan sendiri-sendiri.
Dengan adanya hal tersebut, banyak durian yang tidak laku. Untuk mewadahi durian yang tidak laku tersebut, Aries mengatakan butuh pasar yang bisa dikembangkan ke beberapa sektor lain. Salah satunya di sektor UMKM dengan mengembangkan menjadi kripik durian, dodol, selai dan berbagai macamnya.
“Maka dari itu, ini perlu dicari bentuk pasarnya. Agar petani durian tidak mati. Dengan mencarikan solusi tersebut. Sehingga bukan buahnya saja yang dapat dikonsumsi. Namun juga dapat dikonsumsi dari bentuk lain,” jelas Aries. (Ananto Wibowo)