Malang Post – Peresmian tahap pertama gedung SMPN 7 Kota Batu sudah dilakukan akhir tahun kemarin. Namun bangunan senilai Rp 4,3 miliar itu dinilai kurang memuaskan. Sebab berdasarkan hasil sidak yang dilakukan oleh Komisi C DPRD Kota Batu, ditemukan beberapa titik yang tidak maksimal dan rusak.
Hasil sidak dibangunan yang berdiri di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu tersebut, pihak legislatif menemukan fasilitas dan bangunan yang tidak sesuai dan gampang rusak.
Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari menyatakan, berdasarkan hasil peninjauan fisik bangunan SMPN 7 Kota Batu, banyak bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.
“Sidak ini kami lakukan untuk memastikan bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar ini benar-benar dalam keadaan baik dan layak. Namun setelah kami lakukan pengecekan, kami keluarkan rekomendasi untuk segera diperbaiki hingga 5 Maret mendatang,” ujar Khamim, kemarin.
Sejumlah rekomendasi yang pihaknya keluarkan dan harus segera diperbaiki itu diantaranya seperti belum adanya saluran drainase induk. Sehingga perlu segera dilakukan perbaikan, apalagi saat ini juga masih masuk dalam masa pemeliharaan selama 6 bulan.
“Paving halam sekolah bisa dibongkar dulu. Kemudian dilakukan perbaikan saluran drainase tersebut,” ujarnya.
Kemudian dia juga menilai untuk pagar depan juga harus segera diperbaiki. Terutama untuk penguat pagar tersebut, agar tidak goyang lagi. Lalu untuk tandon air bawah tanah, pihaknya juga merekomendasikan agar ada perbaikan. Sebab kontruksi tandon itu dinilai kurang baik, karena air tandon masih bisa masuk.
“Setelah itu, kami juga rekomendasikan untuk tulisan SMPN 7 Kota Batu agar ada penambahan angka nol di depan, jadi SMPN 07. Selain itu, SMP ini dibangun dengan mengusung konsep green school, akan tetapi tidak ada pengerjaan landscape sama sekali,” ujar dia.
Rekomendasi selanjutnya, yakni pada tanggal 10 Maret 2023 SMPN tersebut sudah melaksanakan proses PPDB. Karena itu, pihaknya berharap perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan bisa segera direalisasikan.
“Selain itu, kami juga menemukan beberapa finishing ruang kelas dan fasilitas lainnya yang sudah mengalami kerusakan. Sehingga temuan tersebut harus segera dibenahi,” tegasnya.
Sejumlah rekomendasi tersebut akan segera diserahkan ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Batu agar segera dilaksanakan proses perbaikan. Sebagai informasi, bangunan tersebut dikerjakan oleh CV. Jaya Abadi, dengan mekanisme lelang.
Kepala DPKP Kota Batu, Bangun Yulianto menyamakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Sebab setelah pembangunan selesai dan diresmikan akhir tahun lalu. Saat ini masih masuk masa perawatan yang dilakukan CV. Jaya Abadi.
“Saat ini masih masuk perawatan oleh CV pemenang lelang. Masa perawatan selama enam bulan sejak bangunan itu selesai,” katanya.
Lebih lanjut, untuk pembangunan SMPN 7 tahap kedua, pihaknya menyiapkan pagu anggaran sebesar Rp 7 miliar. Biaya ini sepenuhnya dari APBD Kota Batu 2023. Bangun mengatakan, dengan adanya anggaran yang lebih besar dibanding tahap pertama. Otomatis, waktu pengerjaan pembangunan tahap ke dua akan jauh lebih lama dibanding sebelumnya.
“Mungkin waktu pengerjaan pembangunan tahap dua ini sekitar 5-6 bulan. Rencananya pembangunan akan dimulai bulan Februari atau Maret. Kemudian di 2024 akan dilaksanakan lagi tahap ketiga,” tandasnya. (Ananto Wibowo)