Malang Post – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sekaligus Founder Overlanding Indonesia menyempatkan diri mengunjungi Desa Wisata Tulungrejo, Senin (6/2). Dia mengelilingi desa wisata itu bersama Sekretaris DPD Demokrat Jatim, Renville Antonio.
Komunitas Overlanding sendiri, merupakan sebuah komunitas penjelajah alam nusantara. Hadirnya komunitas itu, bertujuan untuk mempromosikan keindahan alam pariwisata Indonesia yang sangat beragam.
Selain berkeliling melihat kondisi Desa Wisata Tulungrejo, AHY juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan petani apel. Mendengar keluh kesah para petani itu. Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono mengklaim, lahan apel di Desa Tulungrejo, jadi yang terluas se Asia Tenggara. Yakni sekitar 200 hektare. Petani apelnya, juga didominasi petani milenial.
“Di desa ini kami punya potensi. Tapi secara pengelolaan belum banyak yang bisa kami perbuat,” kata Suliono dalam dialog tersebut.
Salah seorang petani apel Desa Tulungrejo, Suparman mengungkapkan, saat ini sudah banyak petani apel di desanya yang menebang pohon apelnya. Karena biaya operasional tak terjangkau, gegara harga jual apel sangat murah.
“Harga apel saat ini hanya Rp4-5 ribu/kg. Bahkan bisa sampai Rp2 ribu/kg. Bisa dilihat, harga apel saat ini kalah dengan harga kerupuk. Normalnya Rp8-10 ribu per kilogram,” ungkap Parman.
Dia memprediksi, apabila permasalahan itu tak segera dicarikan solusi. Maka 4-5 tahun lagi bisa-bisa lahan pertanian apel di Desa Tulungrejo berubah jadi lahan pertanian sayur. Pihaknya berharap ada solusi konkret dari para pemangku kebijakan. Salah satunya dengan membantu para petani apel melakukan pemasaran. Juga mengurangi impor apel agar petani lokal bisa bangkit.
Selain permasalahan tersebut, Parman juga mengungkapkan sulitnya mendapatkan pupuk. Dia mengungkapkan saat ini sudah tidak ada lagi pupuk subsidi. Kemudian jika ingin membeli di pasaran stoknya juga tidak ada.
“Kami mohon ketersediaan pupuk bisa dibantu. Karena saat ini, ibarat bernafas para petani ini sudah kembang kempis. Pupuk langka, harga jual murah, sedangkan biaya operasional selangit,” tegas Parman.
Menanggapi keluh kesah dan permasalahan petani apel, AHY menyatakan pihaknya akan memperjuangkan keluh kesah petani melalui kader-kader Partai Demokrat yang ada di Parlemen.
“Akan kami perjuangkan. Jangan sampai petani merugi. Karena saat ini modal tidak tercover dengan harga jual,” ujarnya. Pihaknya berjanji, akan melakukan berbagai cara agar masyarakat di desa terus berjaya dan sejahtera.
Merespon sulit dan mahalnya mencari pupuk. Keluh kesah para petani itu juga akan turut dibawa ke Parlemen. “Harga pupuk harus terjangkau. Tadi saya sudah dengan dari petani pupuk mahal dan susah. Subsidi hilang entah kemana. Dulu ada. Namun sekarang hilang entah kemana,” ujarnya.
Menurutnya para petani harus diutamakan. Apalagi saat ini pemerintah gembar-gembor ingin produktivitas pertanian tinggi. Namun ketersediaan pupuk sangat terbatas. Sehingga menyulitkan para petani.
“Seluruh Indonesia hampir semua mengeluhkan hal yang sama. Yakni soal pupuk. Pemerintah menyuruh untuk menanam. Tapi impor jalan terus. Efeknya harga murah. Padahal pembangunan itu untuk rakyat, bukan sebaliknya,” ujar AHY.
Lebih lanjut, selain merespon keluh kesah petani apel. AHY mengaku sangat senang selama berada di Desa Tulungrejo. Dia mengungkapkan jika apel ana Kota Batu rasanya sangat segar. Dengan adanya potensi itu, pihaknya berkeinginan Desa Wisata Tulungrejo semakin maju. Sebab lewat pariwisata, perekonomian akan tergerak.
“Kondisi alam disini sangat luar biasa indahnya. Desa Tulungrejo sangat potensial jadi desa wisata yang semakin maju. Bukan hanya dikunjungi wisatawan nasional tapi juga mancanegara,” ujarnya.
Apalagi di desa tersebut bukan hanya menawarkan keindahan alam dan pertanian apel saja. Namun juga ada Pura Giri Arjuna yang menjadi tempat suci untuk peribadatan Umat Hindu.
“Keberadaan pura ini harus terus dilestarikan. Sebab pura ini punya kekuatan tersendiri. Tentunya umat Hindu sering sembahyang dan berdoa di pura ini. Semoga doa-doa mereka turut membawa keberkahan untuk semuanya,” tutupnya. (Ananto Wibowo – Ra Indrata)