Malang Post – Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Forkopimda meninjau ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) maupun LPG di PT Pertamina Fuel Terminal Malang.
Dilanjutkan peninjauan sembako, di GBB Gadang (Perum Bulog Cabang Malang). Menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Kamis (22/12/2022).
Pada kesempatan itu, Sutiaji menegaskan, secara stok ketersediaan BBM maupun LPG di Kota Malang. Sekaligus ketersediaan pangannya, seperti beras, gula, minyak dan banyak lagi lainnya, dipastikan aman. Tercukupi hingga beberapa bulan ke depan.
“Jadi warga Kota Malang tidak boleh sampai panic buying. Karena tidak terjadi kelangkaan.”
“Kebutuhan BBM dan LPG, khususnya jenis Pertalite, Pertamax dan Turbo sekaligus LPG ukuran 3 dan 12 kilogram. Semuanya sudah dipersiapkan stok ketersediaannya,” katanya.
Pertamina, kata Sutiaji, telah mengantisipasi dengan meningkatkan persediaan stok barang mencapai 10 hingga 11 persen. Dibanding pada penanganan 2019 silam, naiknya hanya 6 persen.
Sementara untuk inflasi, dia mengakui terdapat kenaikan harga pada komoditas cabai, telor ayam serta daging ayam. Kenaikannya di atas Rp1.000 atau Rp2.000 lebih.
“Sedangkan, kenaikan harga beras premium, tidak tercatat dalam inflasi kemarin. Untuk harga beras medium di Bulog, masih dengan harga Rp8.300/kilo. Yang beras premium belum, karena yang menentukan standar harga Kementerian Perdagangan. Stok beras di gudang Bulog tersedia 1.715 ton,” beber Sutiaji.
Kepala Bulog Cabang Malang, Siane Dwi Agustina menjelaskan, kebutuhan sembako untuk warga Malang Raya dan Pasuruan kota maupun kabupaten, sangat tercukupi. Warga diminta tidak perlu resah.
“Tiga stok di Bulog seperti gula, beras dan minyak goreng, dipastikan aman dan tercukupi ketersediaannya,” jelas Siane.
Ditempat terpisah, Sales Brand Manajer PT Pertamina Fuel Terminal Malang, A. Ubaidillah M, juga menyebut jika stok BBM dan LPG, dipastikan tercukupi. Antisipasi kenaikan BBM disiasati dengan menambah cadangan hingga 10 persen. LPG ada penambahan sebesar 11 persen.
“Kenapa tahun ini (2022) kita antisipasi kenaikannya 10 sampai 11 persen, dibandingkan pada 2019 hanya 6 persen. Sebab, tahun ini diperkirakan lebih ramai (kebutuhannya). Ketersediaan BBM dan LPG dipastikan aman, kendati sudah mulai ada kenaikan,” tutur Ubaidillah. (Iwan – Ra Indrata)