
Malang Post – Pertanian (sawah) di Kota Malang keluasannya mencapai 825 hektare. Tapi hanya sekitar 14 hektar merupakan aset Pemkot Malang. Sisanya milik warga sendiri. Tersebar di empat kecamatan, yakni Kedungkandang, Lowokwaru, Sukun serta Blimbing.
Selasa (13/12/2022) pagi, Pemkot Malang melalui Dispangtan, menyerahkan bantuan alat pertanian. Kepada kelompok tani (Poktan) secara simbolis. Diterima Poktan Mukti, dari Kelurahan Bakalan Krajan, Sukun.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan H menjelaskan, yang diserahkan tiga hand traktor kepada tiga Poktan. Juga sepuluh power wider, sebuah alat penanggulangan gulma pada tanaman padi.
“Ada lagi bantuan jaring pengaman bulir-bulir tanaman padi, agar tidak dimakan burung. Juga obat pembasmi hama pestisida, sekaligus obat racun tikus. Agar tanaman-tanaman yang ada bisa panen bagus,” jelas Slamet.
Sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan, Dispangtan juga memberikan bibit tanaman cabai dengan konsep siap panen. Untuk setiap desa hingga RT atau RW.
“Termasuk kita gulirkan bantuan pengolahan hasil budidaya ikan, Ditambah lagi bantuan budidaya ternak ayam kampung. Kita berikan enam ekor ayam, pakan, kandang serta vitamin sebanyak sepuluh unit,” bebernya.
Dengan bantuan yang digulirkan tersebut, menurut dia, diharapkan muncul ketahanan pangan yang stabil, pada keluarga di lingkungan RT dan RW.
Dananya diambilkan dari APBD Perubahan 2022. Bagian dari mengimplementasikan amanah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no.140 tahun 2022. Tentang penanggulangan inflasi daerah.
Masih kata Slamet, Dispangtan juga memberikan bantuan uang pengganti, bagi peternak sapi yang hewannya terdampak penyakit kuku dan mulut (PMK) hingga kematian. Di Kota Malang ada tiga peternak sapi yang mengalaminya.
“Kita berikan bantuan sebesar Rp10 juta perorang dari Kementerian Pertanian RI. Dan di 2023 nanti, akan ada bantuan bagi Poktan. Bantuan tersebut untuk sarana produksi pertanian seperti budidaya ikan dan ternak,” ujar dia.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, lahan sawah dilindungi sesuai RTRW di Kota Malang, seluas 18,5 hektare. Untuk mempertahankan pertanian (sawah), pihaknya pernah mengajukan permohonan Insentif dan disinsentif.
Insentifnya sendiri, perlunya bantuan pupuk dengan harga murah. Serta membantu panen raya masyarakat dengan harga yang bagus. Semisal, panen dari seorang anggota Poktan.
“Dengan luasan 1 hektare, mendapatkan hasil panen 10,5 ton. Dengan keuntungan sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta tiap kali panen. Setelah dikurangin modalnya dan dibagi selama 3 atau 4 bulan. Sudah barang tentu, yang dihasilkan perbulannya tidak seberapa. Untuk itu, perlu didorong lebih bagus lagi,” ungkap Sutiaji.
Salah seorang anggota Poktan Mukti, Bakalan Krajan, H. Nawari (62), mengapresiasi dengan adanya bantuan alat pertanian Dispangtan. Semoga semakin meringankan beban kerja dan biaya dari para kelompok tani yang ada di sini.
“Kami meminta jangan terjadi tidak adanya perbedaan, antara adanya bantuan atau tidak. Sebab, kami merasakan tidak adanya perbedaan ketika ada bantuan. Warga mengeluarkan biaya pertanian cukup tinggi, kendati ada bantuan. Harapannya, dengan adanya bantuan, mestinya lebih meringankan biaya petani sekaligus beban kerjanya,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata).