Malang Post – Tim Pengabdian UM (Universitas Negeri Malang) yang diketuai oleh Drs. Yoyok Adisetio Laksono, M.Si telah melakukan pengabdian masyarakat dengan mitra Supplier Andromeda yang berlokasi di Jl Digul, Kota Malang. Mitra ini bergerak di bidang jasa pengolahan beras.
Untuk berasnya diambil dari daerah Madiun kemudian diolah dengan pemoles agar tampilan beras lebih baik. Mitra ini memiliki produk beras 5 kg dan 10 kg dengan merk ALAMI Padi Petani.
Keluhan dari mitra adalah berasnya masih ada kekuningan dan kapasitas produksinya masih kurang karena mesin yang ada sekarang 100 kg per jam. Selain rendah produktivitasnya juga ada kendala mudahnya mesin panas dan harus diistirahatkan sebelum melanjutkan lagi pemolesan.
Berdasarkan keluhan tersebut maka tim Pengabdian Masyarakat UM melakukan kajian dan kegiatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh mitra. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah: (a) survei alat pemoles yang murah dan bagus, (b) pelatihan penggunaan alat dan (c) analisa tingkat putih beras hasil pemoles.
Pada kegiatan pertama dengan melakukan pencarian informasi produk yang laris banyak dipakai oleh pengusaha pemoles beras, jatuh pilihan pada pemoles merk Aichi N70. Pemoles ini memiliki blower dua buah sehingga mampu mendinginkan mesin dan beras yang dipoles.
Pemolesan dilakukan dengan menggesekkan beras dengan batu penyosoh, dan dalam prosesnya juga bergesekan antar beras lainnya, sehingga timbul panas pada beras.
Beras harus dalam kondisi dingin agar tidak mudah patah saat dipoles. Ini adalah rahasia pemolesan yang menghasilkan beras yang bermutu dan putih.
Pada kegiatan kedua saat peralatan dipasang oleh pihak penjual terjadi kendala. Yaitu kurangnya daya listrik tempat mitra. Akibatnya saat dinyalakan MCB rumah tripped down (njeglek). Untuk mengatasi hal itu pihak mitra meminta kenaikan daya kepada PLN. Namun permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan karena kosongnya meteran untuk daya 10 KW.
Dari hasil diskusi dan analisa akhirnya dicoba diatasi dengan menyalakan motor satu per satu. Tidak sekaligus. Mesin ini membutuhkan dua motor, yaitu untuk double blower dan mesin penggiling. Pertama dinyalakan terlebih dahulu motor utama. Setelah 5 menit baru dinyalakan motor blowernya. Kemudian setelah 5 menit beras yang dipoles dimasukkan.
Setelah proses pemolesan, langkah selanjutnya adalah menganalisa apakah beras yang dipoles dengan mesin baru benar-benar menghasilkan beras yang lebih putih. Untuk itu beras dianalisa dengan membandingkan derajat putih sebelum dan sesudah dipoles.
Caranya, kedua jenis beras tersebut diletakkan di bawah dua lampu LED panjang dan disandingkan untuk difoto. Dengan pencahayaan yang sama dan difoto dalam frame yang sama maka diharapkan tidak ada perlakuan yang berbeda yang akan mempengaruhi derajat putih beras. Dari 20 sampel foto diperoleh perbedaan tingkat putih beras. Yaitu, beras yang dipoles lebih putih sebesar 14,02%.
Analisa tingkat putih beras dibantu oleh mahasiswa Fisika yang ikut dalam perkuliahan Antarmuka Komputer.
“Memang sengaja mahasiswa saya libatkan dalam pengukuran, karena selain semester ini saya mengampu matakuliah tersebut, saya juga ingin mahasiswa mengalami sendiri permasalahan nyata dan mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kelas,” kata Drs. Yoyok Adisetio Laksono, M.Si.
Mahasiswa mengolah data dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dan kode sumber bisa diakses di https://github.com/yoyokal/persenputihfoto.
Sulistyo Gunawan, pemilik Andromeda, menyatakan rasa senangnya atas bantuan dari tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang.
Dia pun mengucapkan rasa syukur. “Syukur Alhamdulillah, bahwa bantuan mesin ini telah mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi beras perusahaan kecil kami. Saya mengucapkan beribu terima kasih kepada Universitas Negeri Malang atas segala bantuan peralatan dan moril, sehingga kami bisa berkembang. Semoga budi baik UM dibalas berlipat dari Allah SWT. Aamiin,” ujarnya.
Berhasilnya bantuan peningkatan kualitas dan kapasitas produksi beras dari Supplier Andromedra diharapkan dapat meningkatkan produksi. Semoga perusahaan kecil ini mampu meningkat menjadi UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak.
“Bantuan hibah peralatan mesin polisher ini merupakan wujud komitmen UM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dibiayai oleh Dana Internal UM yang merupakan salah satu dari 21 PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) di Indonesia,” pungkas Drs. Yoyok Adisetio Laksono, M.Si. (Eka Nurcahyo)