Malang Post – Rekrutmen calon tenaga pendukung operasional kegiatan (TPOK) 2021, di lingkungan Satpol PP Kota Malang, memunculkan tanda tanya.
Itu setelah dua orang TPOK, AS dan R, yang ingin memperpanjang masa kontraknya di 2021, gagal diwujudkan. Dengan alasan, keterbatasan anggaran di Satpol PP. Tapi justru dalam rekrutmen 2022 ini, kedua TPOK itu, justru diloloskan oleh panitia seleksi TPOK Satpol PP.
Kondisi tersebut, mematik pergunjingan di internal Satpol PP. Karena AS dan R, dinilai memiliki potensi dan produktif. Tapi justru digagalkan dalam perpanjangan masa kontraknya, ketika itu.
“Dibandingkan dua orang TPOK wanita lainnya, yang justru kontribusinya kurang baik ke Satpol PP, tapi malah diloloskan hingga sekarang. Sepertinya rekrutan keduanya itu, patut diduga titipan orang dalam Satpol,” ungkap NN, sumber Malang Post di lingkungan Satpol PP.
Apalagi, kata dia, ada indikasi rekrutmen TPOK, tidak seratus persen dilakukan secara prosedural. Tapi lebih bersifat formalitas kepada sebagian calon peserta tertentu.
“Tidak sedikit TPOK yang direkrut adalah bawaan. Bisa jadi antara yang titipan, dengan yang sesuai prosedur, persentasenya 50:50 atau bahkan 60:40. Biar rekrutmen TPOK dinilai tidak terlalu banyak yang titipan,” beber dia.
Dicontohkannya, kasus tertangkapnya DC, TPOK yang terkait narkoba, beberapa Minggu yang lalu. Diduga kuat, DC ini sudah berkecimpung lama di dunia narkoba. Tapi DC justru lolos mendapatkan surat bebas dari narkoba dan lolos bergabung di TPOK Satpol PP.
“Jadi dalam kasus AS dan R, kalau memang mau dipakai tenaganya, kenapa mesti digugurkan? Toh nyatanya sekarang dipakai lagi.”
“Bukan itu saja, di internal panitia seleksi sendiri, terjadi gesekan dan saling kecewa. Pola rekrutmen seperti ini harus segera diubah. Jika ingin mendapatkan TPOK berkualitas dan beretika maupun berakhlak,” tegas sumber Malang Post itu.
Kabid KKU Satpol PP, Rahmat Hidayat, yang disorot berada dibalik rekrutmen ‘aneh’, ketika dikonfirmasi mengakui, gagalnya AS dan R dalam perpanjangan kontrak 2021 lalu, karena terbentur keterbatasan anggaran.
“Selain itu, panitia seleksi melihat terhadap kedua peserta ini, nilai uji test tulisnya jatuh. Untuk lainnya, silakan ditanyakan ke Sekretariat selaku pansel TPOK 2021,” kata Rahmat Hidayat, Jumat (30/09/2022).
Koordinator Pelaksanaan Seleksi, Oky Tri R menyampaikan, hasil seleksi diketahui oleh semua pejabat Satpol PP. Dan lagi, terkait rekrutmen adalah tanggungjawabnya PPK atau Kepala bidang (Kabid).
“Yang tahu persis dan pasti adalah mereka (Kabid). Tentang perekrutan kembali itu, ya Kabidnya masing masing. Kan mereka yang lebih paham betul kinerjanya,” ucap Sekretaris Satpol PP, Oky Tri R.
Sedangkan, TPOK berinsial AS yang direkrut kembali oleh Satpol PP dan sudah beraktivitas sejak April 2022 lalu hingga sekarang, membenarkan dirinya gagal di 2021 kemarin, “Iya mas,” jawab AS via aplikasi WhatsApp, Jumat (30/09/2022). (Iwan – Ra Indrata).