
Malang Post – Isu pembahasan aksi konvergensi percepatan penurunan angka stunting di Kota Malang, dibahas dalam rembug stunting, oleh Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji. Diikuti TP PKK, DP3AP2KB (Dinsos), Dindikbud, Bappeda, Kecamatan dan Kelurahan, Senin (5/09/2022).
Sutiaji dalam rembug tersebut menyampaikan, angka stunting di Kota Malang mengalami penurunan. Sebelumnya di angka 14 persen, pada 2021 menurun menjadi 9,9 persen.
“Alhamdulillah kini menurun lagi jadi 9,5 persen. Kita berharap di tahun-tahun selanjutnya, angka stunting di Kota Malang terus menurun. Dengan syarat, ada keseriusan dan semua pihak berupaya menekannya,” kata Wali Kota.
Disinggung faktor yang mempengaruhi meningkatnya stunting, pria pecinta bulutangkis ini menyebut, banyak instrumen yang mempengaruhinya. Salah satu indikatornya adalah banyaknya pasangan usia subur.
“Pasangan usia subur, rawan mengarah ke stunting. Mereka memiliki potensi ke sana. Pasangan usia subur berjumlah tinggi di daerah. Jika tidak diawasi dengan baik dan cermat, juga berpotensi stunting meningkat,” jelas dia.
Upaya penekanan percepatan angka stunting di Kota Malang, pihaknya telah melakukan melalui bola timbang. Capaiannya hingga 86 persen. Di wilayah Kota Malang, potensi angka stunting yang patut diawasi yakni di Tlogomas dan Dinoyo, yang masuk wilayah Kecamatan Lowokwaru. Dibanding dengan wilayah Kecamatan Kedungkandang.
“Kalau di Kedungkandang bukan pada angka stunting. Tapi angka kemiskinannya yang cukup lumayan. Oleh karenanya, literasi kepada pada pasangan usia subur, mesti ditekankan terus menerus. Khususnya kepada para mahasiswa dan calon suami istri,” tandas mantan anggota DPRD Kota Malang ini.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif menambahkan, ada sepuluh kelurahan yang memiliki angka stunting patut diawasi seksama. Sekaligus dilakukan percepatan penekanan penurunannya.Yakni di Tlogomas, Bumiayu, Tunggulwulung, Kidul Dalem, Dinoyo, Blimbing dan Sumbersari. Serta beberapa wilayah yang lain. Semua itu berdasarkan SK Wali Kota dan patut mendapatkan skala prioritas pengawasan dan pengawasan.
“Perlu diperhatikan juga pada persoalan indikator peningkatan angka stunting. Semisal sanitasi dan air bersihnya kurang baik. Maka segera mendapatkan prioritas penanganannya.”
“Dan itu sesuai hasil komitmen bersama. Sebagaimana yang ditandatangani tadi. Harapannya, angka stunting saat ini sebesar 9,5 persen. Kita tekankan penurunannya lebih jauh lagi, hingga masa akhir tugasnya bapak Wali Kota,” ujar Husnul. (Iwan – Ra Indrata)