
Malang Post – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK), angkatan kedua tahun 2022. Di ruang sidang utama Gedung DPRD Kota Malang.
Diikuti 112 wartawan dari seluruh Jawa Timur. Yang menjadi peserta OKK tersebut, mayoritas adalah alumni Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan 33-34, 37-38 dan 40, yang digelar PWI Malang Raya.
Hadir dalam acara yang digelar mulai pagi hari itu, Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim. Bersama tiga panelis, Djoko Tetuko (Ahli Pers Dewan Pers), Mahmud Suhermono (Wakil Ketua PWI Jawa Timur) dan Eko Pamuji (Sekretaris PWI Jawa Timur).
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, yang membuka OKK menegaskan, orientasi ini adalah ibarat pisau yang diasah. Karena sebaik apapun sebuah pisau, jika tidak diasah, bakal tumpul. Tidak bisa digunakan.
“Tapi dengan terus diasah, salah satunya lewat OKK ini, kemampuan kewartawanan akan semakin tajam. Hingga akan sangat bermanfaat bagi memberian informasi kepada masyarakat, yang semakin akurat dan berdasarkan fakta yang sebenarnya,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang ini.
Apalagi, tambahnya, OKK adalah wadah untuk wartawan mengasah ilmu jurnalistiknya, sesuai kode etik.
Sedangkan Lutfil Hakim menjelaskan, OKK yang digelar di Kota Malang ini, adalah yang kedua, yang digelar di Jawa Timur. Setelah yang pertama di Surabaya, awal tahun 2022 lalu.
“Saya mengucapkan terimakasih atas semangat panitia, semangat peserta yang hadir dan juga para donatur yang sudah ikut mensukseskan acara ini.”
“Menjadi jurnalis tidak bisa serta-merta. Karena menjadi jurnalis dan bergabung dengan PWI, wajib melalui beberapa tahapan. Salah satunya dengan lulus dari OKK ini.”
“Dengan banyaknya pengakuan dan juga beberapa tahapan tersebut, diharapkan akan melahirkan seorang jurnalis yang benar-benar bisa diandalkan dan bisa di banggakan,” sebutnya.
Cahyono, Ketua PWI Malang Raya pun, menghaturkan terima kasih atas dukungan sponsor. Terutama DPRD Kota Malang, yang menyedikan fasilitas gedung dan piranti lainnya.
Kemudian Pertamina Patra Niaga, Bank Jatim, Malang Jejeg, Universitas Muhammadiyah Malang, Perumda Tugu Tirta, Perumda Tirta Kanjuruhan dan Bestprofit Futures.
Tidak ketinggalan juga IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Polres Malang, Universitas Negeri Malang, Alfamart, Capua, Lavayette, Alfamart, Bank BRI, Smartfren dan Rumah Juang Sri Untari Bisowarno.
“Lebih khusus lagi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, atas informasi-informasi yang disampaikan terkait dengan jasa keuangan dan lainnya. Dukungan itu, sangat berarti bagi terselenggaranya OKK ini,” sebut Cahyono.
Djoko Tetuko dikesempatan tersebut, memberika. materi terkait dengan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Juga aktivitas mulai peliputan berita, menulis, hingga publikasi berita.
Tidak hanya itu, Dewan Kehormatan PWI Jatim itu juga membeberkan trik dan tipsnya, supaya jurnalis yang tergabung dengan PWI, tidak berurusan hukum. Termasuk pemahaman media pers dan media nonpers, media di era digital dan juga wawasan wartawan sebagai profesi.
Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., berpesan kepada wartawan yang menjadi peserta OKK, boleh membuat berita hoaks atau tidak sesuai fakta.“Jadi setelah OKK ini, tidak ada lagi yang membuat berita hoaks. Karena sudah dapat wawasan jurnalistik dari pembicara-pembicara ini,” ujarnya.
Anggota Dewan Pakar PWI JatiM ini juga menambahkan, wartawan seharusnya juga lebih banyak memberitakan hal-hal yang membahagiakan. Hal ini pun sesuai tagline pria energik yang akrab disapa Sam Rektor, “Yang Penting Hepiie’.
“Tajuk saya yang penting hepiie. Berita-berita itu harus gitu. Kita harus menulis berita yang sudah tidak lagi membuat orang deg-degan, tapi diselingi juga membahagiakan,” kata pria yang menjabat Ketua ESI Kota Malang tersebut.
Kebahagiaan itupun, lanjut dia, kini juga berada di Istana. Saat upacara kemerdekaan, terlihat sudah tidak kaku.Terdapat penyanyi cilik Farel Prayoga yang menyanyikan lagu yang tengah ramai, yakni ‘Ojo Dibanding-bandingke’.“Semua sekarang joget ketika upacara itu. Kan sudah gak saklek tegang sekarang juga diselingi nyanyian itu,” ujar pria yang juga sebagai pembina PWI Malang Raya tersebut. (M Abd Rahman Rozzi)