Malang Post – Pemkot Malang lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) setempat, merencanakan peningkatan jenjang status SDN Polowijen 1 menjadi SMPN ke – 31 di Kota Malang.
Lokasi SDN Polowijen 1 tersebut, ikut Kelurahan Polowijen dan berada persis di bawah flyover Arjosari.
Kepastian informasi tersebut, dibenarkan Kepala Dindikbud Kota Malang, Suwarjana.
“Alasannya kenapa diubah dan ditingkatkan menjadi SMPN 31, karena peminat di sekolah itu sudah sangat minim.
Kami melihat satu kelas hanya diisi sekitar sepuluh siswa saja. Sehingga akan difungsikan ke jenjang SMPN, agar lebih tepat bermanfaat,” terang Suwarjana.
Keberadaan calon SMPN 31 tersebut, lanjutnua, juga sangat diharapkan oleh masyarakat Polowijen dan sekitarnya. Karena warga menilai, SMPN tersebut sangat dibutuhkan oleh warga setempat.
“Dan lagi, ketika PPDB berlangsung setiap tahunnya, warga merasakan dampak dari sistem zonasi. Mereka merasakan kejauhan jangkauannya dari SMP Negeri yang ada di sekitarnya,” kata dia.
Disinggung kapan akan dilakukan peningkatan, sekaligus berapa nilai pembangunannya, Suwarjana menegaskan, masih belum tahu pasti berapa biaya peningkatan sekolah itu.
“Karena di 2022 ini masih membahas Detail Engineering Design (DED), sehingga masih butuh dikalkulasi, nilai pastinya berapa yang dibutuhkan untuk pembangunannya. Akan tetapi, di 2023 nanti, sudah bisa dilaksanakan prosesnya,” tegas dia.
Ditambahkan, pembangunan bekas SDN Polowijen 1 menjadi SMPN 31, tidak seperti membangun SMPN baru, karena sudah ada kelas atau lainnya. Tinggal menambahkan bangunan lainnya.
“Kemungkinan dalam perjalanannya, membuka dua kelas terlebih dahulu atau seperti apa. Untuk itu, kita akan lihat DED-nya seperti dan berapa nilai biayanya yang dibutuhkan,” imbuhnya.
Ditanya perihal akan keluhan dari sekolah swasta, Suwarjana menegaskan sekolah swasta harus pandai mengemas dan mempromosikan kualitas pendidikan, untuk ditawarkan kepada masyarakat.
“Kami melihat tidak semua sekolah swasta kesulitan mencari murid, kendati biayanya tinggi. Semisal Sabilillah, Hwa Inn, Insan Amanah atau swasta lainnya. Banyak yang diminati masyarakat, bahkan sudah mampu memiliki siswa baru sebelum PPDB berakhir,” bebernya.
Sekolah negeri sendiri, lanjut dia, dalam menerima siswa baru tidak secara seratus persen. Melainkan hanya separuhnya dan sisanya swasta masih bisa mendapatkannya.
“Oleh karenanya, kepada pihak sekolah swasta, mereka ini memiliki banyak keuntungan. Selain mendapatkan BOSNAS, BOSDA juga mendapatkan peran serta masyarakat. Dikembalikan bagaimana cara mereka menyajikan pendidikan yang berkualitas dan bisa diminati masyarakat,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)