Malang Post – Demi meningkatkan kualitas kelulusan, akreditasi dan juga prestasi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma), terus melakukan terobosan terobosan. Antara lain Baiat Dokter angkatan ke-8. Dilanjutkan kerjasama dan menjalin sinergitas dengan rumah sakit baru.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang, Dr. Rahma Triliana, M.Kes, PhD., menegaskan hal tersebut, dalam konferensi pers bersama Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Masykuri Basri, M.Si., beserta Wakil Rektor 4, Dr. Ir. Hj. Istirochah Pujiwati, MP. Kamis,(28/07/2022).
“Alhamdulillah kita bisa mencapai keberhasilan dengan tingkat kelulusan 8 kali 100 persen. Salah satunya adalah kinerja rumah sakit mitra kami yang sangat membantu. Kami mengirimkan mahasiswa, untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman mereka,” jelas Rahma.
Untuk RS pendidikan itu sendiri, katanya,adalah RSUD Bangkalan, RSP Satelit, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, RSUD Mardi Waluyo Blitar dan RSUB Blambangan.
Terbaru direncanakan bakal menggandeng RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Pembicaraan sudah berjalan beberapa waktu lalu. Jika tidak ada halangan, akan mulai jalan September tahun ini.
“Alasan kita menambah relasi bersama RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, karena banyak lulusan dan mahasiswa yang berasal dari Madura. Utamanya dari Sumenep. Selain juga sudah mendapatkan respon yang baik dari Bupati Sumenep,” tandas Rahma.
Sedangkan dengan Fakultas Kedokteran UB, pihaknya kerjasama dengan FK-Universitas terkait pengiriman dosen untuk menempuh pendidikan S3.
Kemudian, lanjutnya, untuk pengabdian masyarakat berhasil melakukan penelitian terkait penggunaan benalu teh, sebagai obat anti hipertensi. Kerjasama antara FK-Unisma dan Farmasi Unisma.
“Saat ini Unisma juga sedang mengembangkan tanaman rosela menjadi teh. Harapannya tidak hanya memberikan fungsi sebagai makanan/minuman, namun juga sebagai pengobatan,” tegasnya.
Sementara Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Masykuri Basri, M.Si juga menegaskan, Unisma adalah kampus multikultural. Walupun berbasis Islam, juga tetap menerima calon mahasiswa non muslim.
“Fakultas apapun itu, tidak hanya Fakultas Kedokteran. Kalaupun ada kewajiban mondok, maka untuk non muslim tidak harus mondok.”
“Prinsipnya, kami selalu mengayomi perbedaan agama, mengayomi seluruh unsur dan menjunjung tinggi menghormati satu sama lain. Unisma sebagai pelopor anti radikalisme intoleran,” ucap Prof. Masykuri. (M Abd Rahman Rozzi)