Malang Post – Tiga atlet sepakbola Kota Malang, satu putra dan dua putri, kesandung masalah keabsahan domisili atau tempat tinggal. Mereka diadili dan dicoret oleh Dewan Hakim Porprov Jatim VII.
Putusan Dewan Hakim Porprov Jatim ke – VII, di Kabupaten Jember, diberikan kepada Surya Rizky Saputra saat melawan tim Kabupaten Jember, Sabtu (16/06/2022). Dan sanksi pencoretan atau dikeluarkannya, pada Rabu (20/06/2022).
Selanjutnya, dua pemain putri tim sepakbola Kota Malang turut kena coret oleh Dewan Hakim. Yakni Cici Santikah bernomor punggung 9 dan Mizaluna Azzurri nomor punggung 17.
Dicoretnya dua pesepakbola putri itu, saat memenangi pertandingan melawan tim sepakbola Kabupaten Bondowoso, di babak semifinal dengan skor 4-0, Selasa (28/06/2022) lalu.
Sanksi pencoretan dikeluarkan oleh Dewan Hakim Porprov Jatim VII, Kamis (30/06/2022). Tidak berhenti di situ saja, apes lainnya dialami tim sepakbola putri Kota Malang.
Di hari yang sama, sekitar jam 12 siang, tim tersebut kembali disanksi diskualifikasi oleh Panitia Disiplin (Pandis) Kabupaten Jember.
Pelatih tim sepakbola putri Kota, Nanang Habibi melihat kondisi seperti itu, sangat merugikan tim sepakbola putri Kota Malang. Kenapa mesti ada sanksi berulangkali, pertama sanksi pencoretan dua pemain tim sepakbola putri, Kamis (30/06/2022) pukul 9 pagi.
“Lalu muncul lagi keputusan dari panitia disiplin (Pandis) Kabupaten Jember, dengan sanksi diskualifikasi di siang harinya. Kami pun mengajukan banding tapi tertolak, dengan dalih keterbatasan waktu,” sebut Nanang, melalui sambungan ponselnya, Jumat (1/07/2022).
Menurutnya, sewaktu disanksi dengan mencoret dua pemain yang dinilai tidak sah, masih bisa diterimanya. Karena di laga final bisa tidak digunakannya. Akan tetapi, terkait sanksi diskualifikasi dari Pandis, melalui undangan emergency meeting.
Disinggung apakah peristiwa itu ada unsur dugaan lainnya? “Bisa saja terjadi ke arah sana, tidak menutup kemungkinan apapun bisa terjadi. Karena segala persyaratan administratif dan verifikasi, kami lalui dan berhasil lolos, aman dan lancar,” beber dia.
Tapi kenapa, lanjut Nanang, setelah timnya memasuki semifinal bahkan mau melangkah laga final. Tiba-tiba hal tersebut dipertanyakan sekaligus dipersoalkannya.
“Kami berpikiran, hasil permainan yang dipersembahkan timnya. Sanksi pencoretan dua pemainnya, seharusnya tidak mempengaruhi hasilnya. Tapi kalau sanksi diskualifikasi, inilah rasa kecewa dan kecewa serta kecewa berulangkali,” ungkapnya.
Namun begitu, hasil Porprov Jatim VII ini. Pihaknya akan tetap semangat sekaligus mengevaluasi keseluruhan. Serta akan mempersiapkan Porprov Jatim di tahun berikutnya dengan persiapan yang matang dan cermat serta akurat.
“Kami akan menjadikan pengalaman ini sebagai cerminan, kedepannya lebih komprehensif serta hati-hati lagi. Dan tetap semangat berlatih bersama anak asuhnya. Permainan anak asuhnya di Porprov dinilai sudah sangat bagus, terbukti tembus semifinal maupun final,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)