
Malang Post – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang, Sodiqul Amin meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, untuk lebih serius dan segera melakukan langkah percepatan penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang.
Apalagi penyebaran wabah PMK di wilayah Kabupaten Malang, khususnya di Malang Barat cukup signifikan. Seperti di wilayah Kecamatan Pujon yang mencapai 3.688 ekor.
Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, jumlah ternak yang terkonfirmasi terpapar PMK di Kabupaten Malang, total ada 5.623 ekor.
Untuk itu, Sodiqul meminta Pemkab Malang serius dalam penanganan PMK dan memusatkan tenaga kesehatan hewan di wilayah Malang Barat, karena paling banyak ditemui kasus PMK.
“Selain tenaga kesehatan hewan dari Pemerintah, kami juga meminta agar Pemkab Malang, bisa segera minta bantuan perguruan tinggi yang mempunyai bidang kesehatan hewan. Untuk turut andil dalam penanganan (PMK) ini. Ini dampaknya juga sudah dirasakan banyak masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, Sodiqul juga berharap agar rencana pengalokasian anggaran sebesar Rp3 miliar dari belanja tak terduga (BTT) dapat segera diakomodir dan dapat segera digunakan untuk membeli obat atau vitamin bagi ternak yang terpapar PMK.
“Kalau di wilayah Malang Barat, Pujon, Ngantang dan Kasembon, itu konteksnya sudah pengendalian. Jika melihat jumlah yang terpapar sudah mencapai ribuan. Kalau di tempat lain masih pencegahan. Tapi sama, setidaknya juga perlu obat dan vitamin,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Nurcahyo mengaku cukup terkendala dalam melakukan pendataan untuk mengkonfirmasi ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku. Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) atau petugas yang dimiliki DPKH.
“Masih banyak data yang belum terkonfirmasi. Karena memang satu kita keterbatasan petugas,” jelasnya.
Nurcahyo mengatakan, terkait penanganan PMK ini, pihaknya menurunkan tujuh tim langsung ke lapangan untuk mendampingi peternak. Sedangkan untuk pendataan, ia juga meminta kepada timnya untuk berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa (Pemdes), Kantor Unit Desa (KUD) hingga pihak Kecamatan.
“Saat ini kita juga minta bantuan pendataan dari KUD dan Pemdes. Karena dari (pemerintah) pusat juga minta data by kecamatan by name by address. Kami terus melakukan intensifikasi,” pungkasnya
Sebagai informasi, jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang sekitar 320 ribu ekor. Rinciannya, 86 ribu ekor sapi perah dan sebanyak 234 ribu ekor sapi potong. (Ra Indrata)