
Malang Post – Benua Afrika tengah menggelar pesta akbar. Setelah sempat tertunda dan dirumorkan batal terlaksana, Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) akhirnya resmi menggelar Africa Cup Nations 2021. Layaknya Piala Asia dan Piala Eropa, turnamen tersebut adalah turnamen terbesar dan terakbar negara-negara benua Afrika.
Africa Cup of Nations, Ajangnya Pemain Terbaik Benua Afrika
Gelaran Africa Cup of Nations 2021 sedianya diadakan pada bulan Juli tahun lalu. Namun, dengan berbagai pertimbangan khususnya terkait virus corona yang kala itu masih begitu parah, Piala Afrika edisi 2021 kemudian digeser penyelenggaraannya di tahun 2022.
Diadakan tiap 2 tahun sekali, Africa Cup of Nations 2021 merupakan gelaran Piala Afrika edisi ke-33. Adapun tuan rumah Piala Afrika edisi kali ini adalah Kamerun.
Akan tetapi, sebelum resmi digelar, ada berbagai kekhawatiran besar terkait penyelenggaraan Piala Afrika 2021. Asosiasi Klub Eropa (EAC) bahkan sempat mengancam akan memblokir pemain Afrika yang berkompetisi di Eropa untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut karena kurangnya informasi tentang protokol kesehatan.
Adanya ancaman varian Omicron yang telah menyebar di berbagai negara juga jadi tantangan besar. Belum lagi kesiapan Kamerun sebagai tuan rumah juga sempat dipertanyakan.
Namun, setelah melewati berbagai drama, Konfederasi Sepak Bola Afrika telah mengkonfirmasi bahwa babak grup Africa Cup of Nations 2021 akan dimulai pada 9 Januari 2022 dan diakhiri dengan laga final yang akan digelar pada 6 Februari 2022. Selaku tuan rumah, Kamerun juga telah mempersiapkan 6 stadion mereka.
Sistem Africa Cup of Nations
Layaknya Piala Asia atau Piala Eropa, gelaran Piala Afrika juga dimulai terlebih dahulu dengan babak kualifikasi untuk menentukan 24 tim peserta. 24 tim yang lolos kemudian dibagi ke dalam 6 grup yang masing-masing berisi 4 negara peserta.
Masing-masing juara grup dan runner-up, serta 4 tim peringkat 3 terbaik akan lolos otomatis ke babak 16 besar. Adapun babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga final hanya diadakan 1 leg saja.
Africa Cup of Nations bisa dibilang sebagai ajang terbesar dan terpenting bagi pemain-pemain terbaik dari benua Afrika. Kebanyakan negara peserta juga mengisi skuadnya dengan para pemain yang berkompetisi di benua Eropa. Itulah mengapa banyak klub besar Eropa yang dibuat ketar-ketir karena mesti melepas pemain terbaiknya yang berasal dari benua Afrika.
Daftar Pemenang Africa Cup of Nations
Mengutip dari Goal, ada 6 negara yang paling difavoritkan untuk menjadi juara di Piala Afrika edisi kali ini. Mereka adalah Mesir, Pantai Gading, Maroko, Senegal, Nigeria, dan Aljazair. Di turnamen edisi kali ini Aljazair yang memenangkan Piala Afrika keduanya di edisi 2019 juga akan bertindak sebagai juara bertahan.
Sepanjang sejarahnya, Africa Cup of Nations telah dimenangkan oleh 14 negara berbeda. Mesir memimpin dengan raihan 7 trofi, diikuti Kamerun dengan 5 trofi, Ghana 4 trofi, Nigeria 3 trofi, serta Pantai Gading, Aljazair, dan Republik Demokratik Kongo dengan 2 trofi. Sementara Zambia, Tunisia, Sudan, Etiopia, Afrika Selatan, Maroko, dan Kongo baru sekali menjuarai Piala Afrika.
Namun, jangan salah. Africa Cup of Nations bukanlah satu-satunya pesta sepak bola di benua Afrika. Selain turnamen terakbar tersebut, Konfederasi Sepak Bola Afrika juga punya turnamen serupa dengan tajuk Africa Cup of Nations atau yang juga biasa disebut sebagai Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika.
Jika dalam Piala Afrika klub-klub Eropa dibuat ketar-ketir karena harus rela melepas beberapa pemainnya yang berasal dari benua Afrika, maka di Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika mereka tak perlu khawatir. Sebab, turnamen ini punya konsep dan jadwal yang sedikit berbeda.
Perbedaan mendasar dari 2 turnamen besar di benua Afrika itu adalah pemain yang boleh dibawa. Jika di Piala Afrika setiap negara peserta boleh memanggil pemain bintangnya yang berkompetisi di Eropa, maka di Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika setiap negara peserta hanya boleh membawa pemain lokal saja.
Africa Cup of Nations atau Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika adalah sebuah turnamen yang dibuat eksklusif untuk para pemain lokal yang aktif bermain di liga domestik di benua Afrika. Setiap pemain Afrika yang statusnya membela klub di luar benua Afrika tidak memenuhi syarat untuk ambil bagian di turnamen ini.
Oleh karena itulah, nama-nama hebat seperti Riyad Mahrez, Ismael Bennacer, Kalidou Koulibaly, Édouard Mendy, Sadio Mane, hingga Mohamed Salah tidak diperkenankan tampil di Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika.
Africa Cup of Nations juga diadakan tiap 2 tahun sekali, tetapi jadwal pelaksanaannya bergantian dengan Africa Cup of Nations. Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika biasanya diadakan setahun sebelum Piala Afrika digelar.
Sama seperti Piala Afrika, tiap calon peserta Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika harus lebih dulu melewati babak kualifikasi. Dari situ didapat 16 negara peserta yang kemudian dibagi rata ke dalam 4 grup.
Africa Cup of Nations pertama kali digagas pada tahun 2007. Saat itu, Konfederasi Sepakbola Afrika ingin memberi kesempatan kepada pemain lokal di Afrika untuk menunjukkan bakat dan talenta mereka di level internasional. Selain itu, tujuan CAF mengadakan Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika adalah untuk meningkatkan kualitas liga domestik mereka di benua Afrika.
Akhirnya, edisi pertama Africa Cup of Nations digelar pada tahun 2009 dan mulai edisi 2014, turnamen tersebut diakui oleh FIFA. Sejak saat itu, Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika sudah digelar sebanyak 6 kali dan terakhir digelar pada tahun 2021 kemarin.
Timnas Maroko dan Republik Demokratik Kongo tercatat sama-sama sudah dua kali menjadi juara Africa Cup of Nations, diikuti Libya dan Tunisia yang masing-masing baru sekali menjadi juara. Sementara negara besar yang pernah merajai Piala Afrika seperti Mesir, Aljazair, Kamerun, dan Nigeria belum pernah menjadi juara Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika.
Terkadang, beberapa negara memanfaatkan turnamen tersebut untuk memberi kesempatan kepada pemain muda mereka untuk unjuk gigi. Lalu, tak sedikit dari mereka yang tampil bagus di Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika yang kemudian dipanggil untuk memperkuat negaranya di Piala Afrika.
Seperti timnas Maroko yang memanggil 3 nama dari skuad yang menjuarai Kejuaraan Bangsa-Bangsa Afrika 2020. Mereka adalah Badr Benoun, Mohamed Chibi, dan Soufiane Rahimi. Kebetulan, Rahimi adalah top skor dan pemain terbaik Africa Cup of Nations 2020 dan tak lama setelah membawa negaranya juara, striker 25 tahun itu direkrut klub asal Uni Emirat Arab, Al-Ain.
Memang adanya 2 turnamen tersebut membuat konfederasi sepak bola Afrika menjadi super sibuk. Namun, karena 2 turnamen akbar itu pula, setiap tahunnya pemain-pemain terbaik benua Afrika, baik yang berkarier di luar Afrika maupun di liga domestik terus diasah kemampuannya dan dipertemukan di sebuah turnamen internasional yang sangat kompetitif. Alhasil, benua Afrika tak pernah kehabisan bakat-bakat sepak bola yang penuh talenta.
Itu tadi informasi mengenai sejarah Africa Cup of Nations. Agar tidak ketinggalan mengenai berita terupdate mengenai berita Africa Cup of Nations lainnya, jangan lupa untuk selalu mengunjungi situs www.PeluitPanjang.id
PeluitPanjang.id adalah portal berita olahraga khususnya sepak bola terupdate saat ini. Dibentuk pada 7 Februari 2020 di Jakarta oleh sekumpulan anak muda yang memiliki keinginan kuat untuk menjadi pelopor berita olahraga dengan informasi terdepan dan terakurat.
Konten yang disajikan PeluitPanjang.id dimulai dengan sekumpulan berita mengenai sepak bola dalam dan luar lapangan, kemudian berkembang dengan memberikan pemberitaan lebih menyeluruh dengan memberikan analisis mengenai sebuah pertandingan yang akan berjalan dengan lengkap.
Selain berita dari Africa Cup of Nations ada juga berita terupdate dari klub beberapa liga top dunia seperti Premier League Inggris, BundesLiga Jerman, La Liga Spanyol, liga seri A Italia dan Ligue 1 Perancis. Fokus PeluitPanjang.id adalah sebagai media berita yang perlahan berkembang untuk memberikan pemberitaan terlengkap cabang sepak bola top di dunia.(*)