Oleh: imawan mashuri
(ATF/founder jtv & ameg media group)
Angka ini –kelak– akan selalu diingat; 08-08-2022. Hari Senin.
Pada pembuka hari tersebut –pekan kedua, bulan kemerdekaan– tonggak wisata global akan ditancapkan. Di Kota Wisata Batu (KWB). Tanda dimulainya pembangunan fisik kereta gantung. Cable car.
Bisa seperti Sentosa Island, Singapura. Genting SkyWay, Malaysia. Ba Na Hills, Vietnam –yang menyabet Guinness World of Records– karena terpanjang, melewati celah hutan, tebing dan air terjun. Bahkan boleh mimpi seperti di Swiss; Pegunungan Alpen –salju abadi– Titlis, yang dahsyat itu.
Bisa, karena expandable.
Dopplemayr yang dipilih sebagai partner. Ialah produsen cable car kelas dunia dari Austria. Kini sedang bekerja menata seluruh lini teknis. Bersama tim dari perusahaan penyelenggara proyek; Among Tani Indonesia.
PECAH TELUR
Titik ordinat tower utama sedang dipastikan. Di Oro-oro Ombo. Mencari titik presisi. Karena akan menjadi pancangan kabel baja bagi perjalanan wisata bebukitan penuh kontur itu. Akan mengalir, mengikuti plan obyektif kebutuhan yang bakal terus berkembang.
Tidak saja hanya pada jarak 1,5km yang dirancang untuk awal berdirinya nanti. Bisa puluhan kilo meter, melingkari KWB. Mungkin menembus obyek wisata tetangga; ke Lembah Dieng Malang atau Kebun Teh Lawang, misalnya.
Awal ini, kecil dulu; “pecah telur” dulu.
Tanah tinggi di sebelah selatan kota itu, sedang dihitung kemungkinan bergesernya. Untuk memastikan keamanannya. “Tidak boleh lengah sejengkal pun,” kata Hans R. Jost dari Dopplemayr. Dia sering berada di KWB untuk mega proyek ini. Juni nanti akan kembali berada di KWB.
Seluruh peralatan penggerak, kabel-kabel baja, kabin, semuanya –baut pun– dirancang dan diproduksi oleh perusahaan terpercaya yang sudah 120 tahun memimpin kualitas dan teknologi industri cable car dunia, itu.
Pengembangannya kelak baru melibatkan produk lokal. Karena expandable tadi. Seperti di Singapura misalnya. Yang mulai punya cable car tahun 1964. Terus berkembang dari tourism menjadi urban; sudah melintas kota. Terus melesat jauh, melewati pelabuhan. Kalau kita menyeberang dari Batam, akan menyaksikan cable car itu berjalan indah dari dan ke Sentosa Island – Mount Faber. Sekarang merancang tiangnya di laut.
RUSIA-CHINA APA KWB?
Singapura seperti sedang berkejaran dengan Rusia – China, yang akan menancapkan tiangnya untuk menyeberangi Sungai Amur. Itulah nanti cable car cross border antar negara. Jaraknya hanya 2km. Ditempuh 3,5 menit atau total 7 menit termasuk naik dan turun. Cabinnya berisi 60 penumpang. Berangkat tiap 15 menit dari dan ke Heihe di Prov Timur Laut China — Blagoveshchensk, Rusia.
Ada yang diam-diam mengejar start; yaitu Indonesia. Itu artinya adalah KWB sebagai cable car pertama di negara “penggalan surga” ini.
Badan Pengelola Transportasi BTP Jabodetabek sebenarnya sudah bergerak. Untuk memecah kemacetan ke Puncak. Dua sekaligus direncanakan; AGT: Automated GuideWay Transit monorel dan cable car. Tapi belum menemukan partner.
KWB –meski belum final menentukan detail seputar kabin dengan berapa penumpang sampai jarak dan kecepatannya– tapi punya Dopplemayr yang sudah siap.
Doppelmayr terpilih setelah gagasan pembuatan kereta gantung di KWB itu digulirkan oleh Walikota Batu ketika itu; ER: Eddy Rumpoko. Lebih dari enam tahun lalu. Lewat survey dan seleksi yang cukup lama.
ER bersama tim juga sudah mendatangi pabrik raksasa itu, nun di perbukitan, di Austria, dalam suatu rangkaian lawatan.
“Harus yang berkelas dunia dan terpercaya seperti Dopplermayr itu. Keamanannya teruji. Bonafiditasnya diakui. Ini akan memberi keyakinan wisatawan. Sekaligus merupakan promosi di panggung internasional bagi KWB,” tegas ER ketika itu.
POROS BATU-BROMO-BALI
Terwujudnya cable car nanti, akan merupakan fase puncak dari percepatan kepariwisataan KWB dalam satu era. Era ER. Akan muncul puncak berikut dari fase kepemimpinan berikutnya pula. Sebagai keniscayaan pelanjut. Tapi pada era ER adalah debut moncernya Batu menjadi Kota Wisata yang diakui. Dibanggakan. Bahkan telah menjadi destinasi utama di Jatim. Bakal menjadi poros wisata di belahan timur Pulau Jawa; Batu – Bromo.
Porosnya juga akan ke Bali. Tim perancangnya sedang mendesain.
Dimulai Oktober 2020, Ketika ATF melaksanakan hajat menamam sepuluh ribu pohon. Tim itu –terdiri 20 pelaku wisata Bali– ketika itu, datang sebagai salah satu relawan. Ikut tanam pohon, bersama warga KWB.
Dikomandani Tomy Luxe Star Bali –di De’Klein Cafe Batu– tim ini lantas mengikatkan komitmennya; membangun poros wisata Batu dengan Bali. Saya ikut tanda tangan. Walikota Dewanti Rumpoko pun hadir. Bersama rombongan jeep terbuka yang sedang tour kota dalam rangkaian HUT-19 KWB. Dewanti memberi nama poros Bali itu; B to B. Atau double B; Batu – Bali. Jika ditambah Bromo; menjadi B3. Be Tiga.
Be Tiga atau Tiga Be, dengan ditambah D di belakangnya, adalah langkah yang sedang bergemuruh dikerjakan ATF. B3D; Bikin Batu Berkelas Dunia.
Cable car adalah tonggak besarnya.
GAGASAN WARGA
Warga kini berimajinasi. Gairahnya mememuhi ruang-ruang kreatif; bagaimana saja kelak yang bakal bisa dibuat. Dan dikembangkan.
Imajinasinya dimuarakan ke ATF. Di sana dihimpun. Dalam bank ide. Ide apa saja. ATF juga induk. Induk penyatuan dan pengelola gagasan. Dijadikan program. Dan diwujudkan sebagai pencerahan. Juga pelestarian. Dari dan untuk KWB. Untuk Indonesia.
ATF punya angkringan di halaman kantornya; Jln Hasanudin 22 Batu. Kopi arang, rempah uwuh, penganan yang dibakar dan digoreng, khas, menambah gairah kumpul. Menerjemahkan gagasan. Di situ warga nongkrong, menyisipkan ide. Juga kritikan, untuk menjadikan Batu terus membaik.
Kepala Desa dan Lurah –yang small beautyful karena hanya 19 desa dan 5 kelurahan itu– juga sangat kompak; mencerminkan keyakinan warga bahwa; KWB adalah daerah pariwisata yang telah jadi dan harus berkembang global.
Saya sering diminta mengikuti pertemuan mereka. Di desanya. Dan kelurahannya. Juga kelompoknya. Haus diskusi. Potret orang-orang maju. Dengan ER mereka adalah; tumbu oleh tutup. Klop. Saya pernah terjebak asyik ngobrol malam dengan mereka, di halaman kantor Among Tani. Sabtu di bulan akhir ER menjabat. Baru berhenti –karena Masjid Brigjen Sugiono di sebelahnya– kumandangkan adzan subuh. Puntung rokok menggunung. Tanda memang subuhannya pakai qunut.
Tradisi diskusi sambil jagongan itu berlanjut sampai sekarang.
MILIK RAKYAT
Para Kades dan Lurah juga punya alasan obyektif mendorong apapun kemajuan, termasuk terwujudnya cable car di KWB ini. “Karena masyarakat Batu akan ikut jadi pemilik,” kata Kades Pandanrejo, Abdul Manan. Bukan sekadar ikut, ER selalu jelas menyampaikan; pemilik utama.
Sikap itu yang menggugah banyak orang untuk ringan tangan ikut ngopeni saya pun jatuh hati.
Membangun KWB adalah membangun kesejahteraan rakyat. Juga martabatnya. Warga adalah tuan rumah. Tidak boleh dipinggirkan. ATF didirikan untuk itu; Independen, membantu tapi juga mengkritik pemerintah kota. Untuk kemajuan bersama.
Rasa klop warga dengan ER sering mewarnai aneka diskusi kades, lurah dan warga. Dari situ tercetus; peletakan batu pertama cable car harus tanggal 08-08-2022. Mereka berbisik; itu ultah ER.
Cak Manan siap action. “Kami siap setor modal satu miliar,” katanya, mengacungkan tangan, pas Hans R Jost dari Dopplemayr paparan di Pupuk Bawang Cafe, Batu, dua bulan lalu. Dialognya nyambung karena ada Tommy B Satrio –salah satu pimpinan PT. Among Tani Indonesia– yang sekaligus juga jadi penerjemah.
Keseriusan itu menular. Bersahutan, terus bergaung tiap hari, sampai saat ini. Mendorong kembali diskusi tentang model bisnis. Pilihan sementara mengerucut; koperasi.
Tiap desa punya. Akan ada 24 koperasi. Masing-masing beranggotakan semua kepala keluarga atau yang mewakili. Lalu koperasi-koperasi itu –sendiri-sendiri atau membentuk induk– menjadi pemegang saham perusahaan penyelenggara.
“Kalau pemiliknya harus khusus warga Batu, cara itu benar,” kata Sugiarto Kasmuri, Kepala OJK Malang. Karena pemilik perusahaan maksimal hanya 49 badan hukum. Perorangan adalah badan hukum. Lebih dari itu, sudah harus jadi perusahaan terbuka. Perusahaan publik. Pemiliknya tidak boleh ekslusif hanya warga Batu.
Saya temui jumat sore, empat hari lalu (13/5) di kantor barunya, Pak Sugi –sapaan akrabnya– membeber bahwa jadi crowdfunding harus punya izin khusus. Pemiliknya harus bebas. Adapun cara menyatu di dalam koperasi, tidak.
Kelak, sahamnya bisa dicuil, kalau misalnya memerlukan go public. Akan menjadi perusahaan terbuka.
Kepala Desa, Lurah, dengan warga KWB, ingin berlari menjemput mimpinya.
Tapi konglomerat juga bergerak. Ada satu orang, siap mendanai seluruh kebutuhannya. Tentu harus jadi pemilik mayoritas. Penguasa pusat pun juga sudah sering datang untuk melihat. Regulasi belum ada bench mark. Karena cable car yang bukan wahana, adalah proyek pertama di Indonesia. Bisa saja dimainkan.
Maka, mimpi siapakah yang harus dimatikan?!
(imawan mashuri)