
Kepala Dindik Kab Malang Rahmat Hardijono
Malang Post – Kasus penyakit Hepatitis Akut Misterius (HAM) yang tidak diketahui penyebabnya dan menyerang pada anak-anak, yang kini masuk Indonesia. Tapi tak berdampak pada penundaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah Kabupaten Malang.
Hari pertama masuk sekolah pada Senin (9/5/2022) lalu, setelah libur Lebaran, PTM sudah diberlakukan diberbagai sekolah di kabupaten setempat. Namun, masih belum diberlakukan 100 persen dalam belajar mengajar di sekolah dan waktu pembelajaran juga masih dibatasi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang Rahmat Hardijono, saat dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, Dindik Kabupaten Malang sudah membelakukan PTM di sekolah. Karena sebelumnya Pemerintah tidak mengizinkan sekolah membuka PTM, disebabkan masih Pandemi Covid-19. Sehingga beberapa kali PTM ditunda dan setelah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, maka Pemerintah mengizinkan sekolah membuka PTM.
“Untuk saat ini kami belum mendapatkan imbauan dari Pemerintah, jika PTM akan kembali ditunda, karena adanya temuan kasus penyakit HAM. Sehingga kita laksanakan sesuai Surat Edaran (SE) dari Pemerintah, tapi masih kita terapkan protokol kesehatan (prokes) pada siswa dan guru di sekolah,” jelasnya.
Menurut Rahmat, pada Mei 2022 ini siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan melaksanakan Ujian Akhir Semester (UKS). Dan pada bulan Juni 2022 sudah dilaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Meski, adanya penyakit baru HAM yang sudah masuk Indonesia, Dindik Kabupaten Malang tetap melaksanakan PTM. Sebab, berdasarkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), bahwa di Kabupaten Malang tidak ada anak yang terserang penyakit Hepatitis Akut.
“Tapi kami tetap melakukan beberapa antisipasi, seperti tetap menerapkan prokes untuk menjaga kebersihan. Selain itu, Pandemi Covid-19 hingga kini masih belum berakhir, serta muncul penyakit baru yakni Hepatitis Akut,” ujar dia.
Perlu diketahui, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi, yang dirilis diberbagai media mengatakan, hingga saat ini sudah ada empat kasus dugaan penularan HAM. Karena sudah ada laporan dari beberapa daerah yang menyebutkan terjadi sindrom kuning pada pasien, dan masih ada empat kasus. Dimana hingga hingga kini belum ada tambahan karena masih dalam pemeriksaan dan verifikasi dari Dinkes Kabupaten/Kota, karena laporannya berupa sindrom kuning.
“Adapun terkait satu anak di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim) meninggal dunia yang diduga akibat Hepatitis Akut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan (Dinkes) setempat untuk mengetahui faktor risiko dari kasus tersebut,” jelasnya. (Ra Indrata)