Malang Post – Acungan dua jempol kepada driver car online satu ini. Berkat pertolongannya, seorang bocah perempuan usia belasan tahun berhasil selamat dari tangan usil anak jalanan di Jalan Raya Panglima Sudirman Kepanjen.
DI’s Way Malang Post berhasil mendapatkan nama sopir online itu dan kronologis kejadian. Usai mengantarkan si bocah ke kantor polisi di Wagir, Senin sore, sang driver penyelamat segera pulang. Baru Selasa malam ia mendengar kepulangan si bocah yang diselamatkannya.
Sebut saja, Kembang (15). Senin (18/4/2022) sekitar pukul 14.00 WIB ia ditarik-tarik, dua anak jalanan rambut “njeprak” dekat gapura hitam masuk Kepanjen. Situasinya sepi. Kembang berontak saat dibawa paksa dua laki-laki itu.
Tangan pria yang menarik bocah perempuan seolah hendak berencana jahat. Sangat memungkinkan Kembang menjadi korban asusila.
Driver ojol penolong yang melintas dan melihatnya sontak geram. Ali, warga Wagir tidak berdiam diri, dari kaca jendela ia membentak dua lelaki jalanan itu.
“Anaknya kasihan, ditarik tangannya sama dua anak laki-laki. Heh itu anak saya. Saya teriak gitu, mungkin mereka takut trus pergi, saya lalu putar balik,” ungkap Ali kepada DI’s Way Malang Post.
Bersamaan Ali keluar, dari sebuah penginapan keluar seorang ibu. Kata ibu paruh baya, si bocah perempuan berpakaian lusuh sudah selama 4 hari di seputaran jalan.
Merasa kasihan, Ali lalu menanyai Kembang apakah sudah makan. Sang ibu penginapan menolongnya dengan memandikan si kembang. Tidak hanya itu, niat Ali untuk membelikan pakaian, disambut sang ibu penolong.
“Saya tanya apa ada baju bekas bersih seukuran dia. Ibunya penginapan itu malah ngasih baru karena dia jualan juga,” sebut Ali. Dimandikan warga wanita, Kembang sempat pula marah dan memecahkan bak mandi.
Usai bersih, Kembang ditanya perlahan.
Kembang sempat mengaku berasal dari Tumpang dan Sumberpasir Pakis. Terbitlah niat Ali untuk mengantarkannya pulang. Kembang mau saja. Naik mobil.
Bareng di tengah perjalanan, ia berubah jawaban. Ia mengaku asal Wagir. Karenanya, Ali lalu berbelok ke Wagir. Di Polsek Wagir ia berhenti. Rumah Ali memang dekat dengan Polsek Wagir.
Di Polsek Wagir, didatangkan relawan dan anggota RAPI. Informasi soal keberadaan Kembang dishare ke grup-grup. Alhasil, identitasnya terungkap. Bukan warga Wagir, Kembang rupanya asal Kepanjen.
Koordinasi antar relawan dan anggota RAPI serta anggota Polsek Kepanjen, tidak berapa lama berhasil menemukan kontak orangtua Kembang. Bersamaan itu, Ali kemudian melanjutkan perjalanan.
Orangtua Kembang pun segera datang ke Polsek Wagir. Ibu dan bapaknya bersyukur Kembang dapat ditemukan. Ia tidak kunjung pulang, Senin seharian.
Menurut orangtuanya, Kembang sejak SMP mengalami gangguan kejiwaan. Sering ia pergi diam-diam dari rumah. Bahkan pernah Kembang dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Namun kondisinya tidak kunjung sembuh.
Bertemu orangtuanya, Kembang justru mengamuk. Ia melemparkan sandal. Bocah perempuan hitam manis berambut sebahu itu luluh, usai dibujuk dengan lembut. Sekitar pukul 19.40 WIB, Kembang kembali pulang.
Sebelum pulang, orangtua Kembang berterimakasih kepada anggota Polsek Wagir, anggota RAPI dan relawan. Terimakasih pula kepada sang driver ojol penyelamat Kembang.
“Kasihan anak seumuran gitu di jalan Pak. Saya jadi keingat anak saya waktu lihat dia. Dia masih punya hak masa depan. Alhamdulillah, dia sudah pulang, ketemu orangtuanya,” ujar Ali. (yan)